awal mulanya mengetahui blue fire kawah ijen ini adalah dari opentrip backpakcer indonesia, karena lagi nge-hits banyak yang open trip ke kawah ijen jadi penasaran, setelah search dan melihat foto-fotonya di google sayapun langsung ngiri, betapa indahnya indonesia.
perjalanan mendaki start dimulai dari pos paltuding, nah untuk sampai ke pos paltuding ini kalian harus punya mobil pribadi sendiri atau nebeng sama trek pengangkut belerang. Di pospaltuding kita diwajibkan membayar dan mendaftarkan diri.
pendakian dibuka mulai jam 1 pagi, jadi untuk menunggu sampai jam 1 pagi kalian bisa istirahat terlebih dahulu, saya recommend untuk membawa tenda karena di pos paltuding ada lapangan parkir dan bisa dibuat ngecamp satu malam, kalo ga ngecamp yaa tidur di mobil atau tidur di emperan rumah-rumah petugas, asal kuat dingin aja.
karena ada acara konser amal di paltuding jadi ada tenda musholla ini dan bisa buat istirahat, tapi begitu acara selesai tendanya langsung dicopot
pendakian gunung ijen ini menjadi pendakian pertama saya di malam hari, biasanya malem sih udah sampe pos terus bobo cantik. Jam 1 kita mulai start jalan dengan menyewa guide, FYI saya dan teman-teman menyewa guide karena serombongan cowoknya cuma 1 dan yang berpengalaman daki gunung cuma dua orang itupun cewek saya dan nina, karena belum paham treknya gimana jadi saya memutuskan untuk menyewa guide aja. Guidenya ternyata mas-mas kuliahan, biaya sewa guide 150.000.
Trek pendakian sebenernya ga sulit, tanjakan dengan batu pasir dan banyak bonusnya, kalo yang ga biasa naik gunung bisalah ga berat. beratnya cuma pas turun kawah mau melihat blue fire, karena jalannya sempit bebatuan dan licin, untungnya bawa guide yang udah paham harus lewat mana dan dijagain banget cewek-ceweknya, sampailah kita ke kawah blue firenya. kalo ga sewa guide mungkin kita ga akan sampe dibawah.
perjalanan sampai kawah ijen melihat blue fire memerlukan waktu 3 jam, kalo gak turun lagi hanya 2 jam itu kaki cewek ya, kalo kata guidenya biasanya sih sejam nyampe.
ketika perjalanan turun, terasa belerangnya menyengat sekali dan dinginnya menusuk. puas melihat blue fire dari kejauhan dan berkali-kali mengucapkan subananallah, bagus banget yaa, kok bisa yaaa, akhirnya kita naik lagi keatas karena udah kedinginan dan gak kuat sama bau belerangnya.
nah perlu dicatet ketika di perjalanan kita harus selalu ngalah sama penambang, jadi setiap penambang yang lewat terlebih dahulu penambang itu lewat, kita wajib berhenti.
tentang penambang sebenernya lebih menyentuh ke hati, bayangin perjalanannya dia yang harus memikul belerang seberat 80 kg dan hanya dibayar 900 rupiah perkilonya, bayangin ga si betapa susahnya cari uang? dengan sepatu seadanya, jaketpun ga tebel, ga maskeran, tiap harinya mereka menambang, sehari bisa sampai tiga kali bolak balik.
ga bisa ngomong apa-apa lagi pas liat penambang, liat wajah lelahnya, liat pikulannya yang berat. bersyukur bisa punya kesempatan langsung melihat mereka dan keindahan ijen, bersyukur punya rejeki lebih. belajar lebih bersyukur.
belerang ini juga dijual untuk oleh-oleh loh, belerangnya udah dibentuk jadi buat hiasan, harganya 15.000 kalau tidak salah, saya ga beli soalnya ya buat siapa oleh-oleh unyu gitu harusnya saya sih yang dikasih -.-
ketika matahari mulai menampakkan dirinya, keindahan gunung ijen makin terlihat, dengan danaunya yang berwarna hijau kebiruan, batu-batuan gunung dan kuning serta asap dari belerang. ditambah ketika kita naik dan melihat ada pemandangan gunung dan segerumbulan awan dengan garis warna orange dari matahari. subhanallah indah sekali.
indahnya juaraaaaaaa!
pemandangan kawah ijen dari atas
ngeliat ijen gini jadi pengen ke rinjani, ijen yang kaya gini aja jatuh cinta sama pemandangannya, mudahan-mudahan punya kesempatan untuk mengunjungi rinjani.
perjalanan turun
adakah kamu disana?
alhamdulillah impian untuk sampai ke baluran, ijen dan menjangan tercapai, masih ada beberapa impian semoga masih bisa tercapai di lain kesempatan. terimakasih Allah, terimakasih Indonesia.
salam,
Farha
noted :
- bawa tenda untuk ngecamp
- pakai sepatu karena trek berpasir, dan ketika turun licin
- pakai jaket tebal karena dingin
- pakai masker karena bau belerang menyengat
- bawa minum dan cemilan ketika mendaki
- bawa gandengan biar dijagain