Berpengalaman menjadi guru awalnya ada rasa kapok dan gemas, apalagi saya mengajar murid SMP Negeri yang umumnya adalah anak dari kalangan bawah dengan lingkungan yang kurang mendukung. Lebih parah lagi, saya mengajar materi pelajaran yang selalu dibenci anak-anak, ya pelajaran "Matematika"
Guru pendamping (guru utamanya) selalu bilang ke saya, "udah mba gak apah-apah kalau udah susah ditegasin aja cubit, ada yang gak sopan langsung aja tampar pake buku, atau lempar pakai penghapus"
Dalam hati saya "whaaaat? Perilaku guru kaya gitu dibenarkan? Gak akan saya ngelakuin kaya gitu". Sayapun hanya balas menjawab "iya Buu.."
Memang tidak semua murid dapat menerima materi pelajaran Matematika, apalagi saya juga sadar tidak semua bisa melogika, memahami dengan cepat, menghafal dengan cepat, parahnya di SMP Negeri harus mengejar kurikulum loh. Makannya saya kurang nyaman waktu itu, karena saya ingin semua anak paham dulu baru ganti materi Bab baru, tapi ternyata tidak bisa. Ya gimana semua anak bisa lolos KKM? Yang ada selalu dilabelkan "Malas, lemot, Bodoh" oleh gurunya sendiri, parah kan?.
Respon guru terhadap murid seperti suka melabelkan, bertindak perilaku kasar, gemas, mungkin karena kurang pahamnya guru bagaimana kemampuan anak dalam proses belajarnya, bukan hanya mengejar nilai KKM, karena seharusnya guru tau kalau setiap anak punya kemampuan dan kecerdasan yang berbeda. Bukan hanya guru saja, sebagai orangtua yang selalu mendampingi anaknya belajar di rumah juga harus memahami hal tersebut.
Padahal orang tua dan guru memiliki peran yang sangat penting dalam mengenali dan mengembangkan potensi yag dimiliki anak, tujuannya agar anak dapat tumbuh menjadi orang yang percaya diri, optimis, berhasil serta bermanfaat untuk diri sendiri dan lingkungan. Namun, banyak sekali orang tua dan guru belum memiliki pemahaman bahwa setiap anak memiliki profil kognitif dan potensi yang unik, oleh sebab itu penting sekali untuk memahami bagaimana memahami kemampuan anak belajar dalam proses belajar.
Solusinya bagaimana supaya sebagai guru dan orang tua bisa membantu memahami kemampuan anak belajar dengan sistem pembelajaran yang ada di Indonesia?
AJT CogTest, Test Kognitif Pertama di Indonesia
Seringkali pengalaman yang telah saya ceritakan tidak asing lagi, namun banyak sekali guru dan orang tua yang memang sama sekali belum memahami bagaimana solusinya. Salah satu solusinya adalah mengetahui kemampuan kognitif atau otak dengan cara mengukurnya, sehingga dapat teridentifikasi kemampuan kognitif mana yang memperlambat anak dalam proses belajarnya.
PT Melintas Cakrawala Indonesia (MCI) memberikan solusi dan pelayanan untuk mengetahui kecerdasan anak melalui Inovasi terbaru AJT CogTest. AJT CogTest ini merupakan Tes Kognitif pertama yang dikembangkan berdasarkan norma Indonesia dengan proses pengembangan yang sistematis melibatkan lebih dari 250 psikolog Indonesia dan hampir 5.000 anak Indonesia sehingga menghasilkan produk tes yang berkelas dunia. Landasan teori psikologi yang dipakai merupakan teori paling mutakhir dan komprehensif di dunia saat ini.
Tidak seperti alat tes kecerdasan lainnya, atau yang sering dikenal dengan tes IQ, AJT CogTest memberikan hasil yang komprehensif dari 8 bidang kecerdasan anak. Dengan melakukan tes IQ menggunakan AJT CogTest, diharapkan orang tua dan guru dapat memahami cara belajar yang terbaik untuk anak berdasarkan domain kognitif serta mengoptimalkan potensi yang dimiliki anak.
Jenis dan Biaya Tes Kognitif AJT CogTest
AJT CogTest dilakukan oleh psikolog yang sudah mengikuti pelatihan dan disertifikasi oleh PT MCI. AJT CogTest mengukur delapan bidang kemampuan kognitif anak usia 5 sampai dengan 18 tahun sehingga kekuatan serta kelemahan kemampuan berpikir anak dalam belajar dapat teridentifikasi secara lengkap dan jelas. Jenis tes kognitif AJT terdapat 2 macam, yaitu.
AJT CogTest Full Scale dengan biaya 760.000. Test ini mampu mengidentifikasi 8 kemampuan kognitif lengkap yang menampilkan profil lengkap kekuatan dan kebutuhan belajar anak.
AJT CogTest Comprehensive dengan biaya 1.200.000. Test ini diperuntukkan ketika seorang anak memerlukan data lebih terperinci untuk dianalisis, psikolog akan merekomendasikan tambahan tes.
Hasil AJT CogTest akan dikirimkan berupa softcopy melalui surat elektronik (email) dalam waktu 7 sampai dengan 14 hari kerja setelah tes dilakukan.
Hasil laporal AJT CogTest ini dapat digunakan orang tua dan guru untuk mengarahkan anak dengan informasi lebih lengkap dan membantu memahami pembelajaran anak, selain itu juga membantu dalam melakukan penyesuaian yang tepat terdapat pendekatan pengajaran mereka baik di sekolah maupun di rumah.
Nah, sudah saatnya Yuk Kenali anak kita dengan AJT CogTest, dengan mengetahui profil pembelajaran unik anak. Kita akan mampu memahami bagaimana mereka dapat belajar lebih baik dan efektif. Untuk informasi mengenai AJT CogTest lebih lanjut, kunjungi informasi di bawah ini.
Website
melintascakrawala.id
Instagram
@melintascakrawalaid
CS Whatsapp
087883258354