Kenali Fakta Mengenai Penyakit Kanker, Mulai Awas dengan Berita Hoaks Pengobatan Kanker
By Farhati Mardhiyah - 11:38 AM
Tahukah kamu, tanggal 4 Februari lalu kita memperingati Hari Kanker sedunia yang tujuannya untuk mengkampanyekan perang melawan kanker dan mencegah jutaan kematian akibat kanker dengan meningkatkan kesadaran dan edukasi mengenai penyakit kanker.
Seberapa jauh kamu kenal dan paham mengenai penyakit kanker ini?.
Penyakit kanker memang memiliki beban pembiayaan yang paling besar, kalau dari data BPJS tahun 2018, pasien kanker sudah menghabiskan biaya pengobatan sebesar 3,4 triliun rupiah. Padahal sebenarnya penyakit kanker dapat dicegah, potensinya sebanyak 43% melalui faktor risiko kanker. Sudah tahukah?.
Kenali Faktor Risiko Kanker, yuk!
Sebelumnya kalian harus tahu, penyakit kanker merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan adanya sel atau jaringan abnormal yang bersifat ganas, tumbuh cepat tidak terkendali dan dapat menyebar ke tempat lain dalam tubuh penderitanya.
Maka itu, penemuan kasus pada stadium awal akan lebih cepat diobati dan penyembuhannya lebih besar, bahkan ketika kita bisa mulai melakukan pencegahan sejak dini melalui merubah pola hidup menjadi lebih sehat dan melakukan skrining misalnya.
Prevalensi penyakit kanker di Indonesia dari tahun 2013 sampai 2018 naik dari 1,4 per 1000 penduduk menjadi 1,8 per 1000 penduduk. Dari data WHO, angka kematian akibat penyakit kanker di Indonesia mencapai 207.210, sebagian besarnya sekitar 65% merupakan pasien yang ditemukan sudah stadium lanjut.
Dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia, Kementerian Kesehatan mengajak para influencer dan blogger dari komunitas Bloggercrony untuk menyebarkan informasi yang benar mengenai penyakit kanker. Salah satu tujuannya, agar masyarakat mendapatkan informasi dan bisa meningkatkan kesadaran pentingnya lakukan pencegahan dini dari penyakit kanker.
Memperingati Hari Kanker Sedunia bersama Kementerrian Kesehatan, 4 Februari 2020 |
Kanker tidak hanya bisa menyerang pada usia lanjut tapi bisa menyerang siapa saja baik pria maupun wanita, anak-anak ataupun dewasa. Ada beberapa jenis kanker yang sering menyerang pada beberapa kalangan, misalnya.
- Kanker yang sering menyerang pada Pria, kanker paru, kanker kolorektal, kanker prostat, kanker hati dan nasopharing
- Kanker yang sering menyerang pada Wanita, kanker payudara, kanker leher rahim atau serviks, kanker kolorektal, kanker ovarium, kanker paru
- Kanker yang sering terjadi pada anak-anak, kanker bola mata dan kanker darah
Kanker payudara dan kanker serviks merupakan kasus penyakit kanker terbanyak di Indonesia, padahal 43% kanker dapat dicegah dilakukan deteksi dini pada dua penyakit kanker paling besar tersebut. Penyebab kanker memang tidak bisa diketahui secara pasti, tapi kanker sangat dekat dengan gaya hidup yang kita jalani. Maka itu, merubah gaya hidup lebih sehat bisa menjauhkan faktor risiko terserang penyakit kanker.
Cara paling aman terhindar penyakit kanker, kenali faktor risiko kanker ini, yuk!
- Makanan dengan zat kimia 6P (Penyedap, Pewarna, Perasa, Pengawet, Pengasinan, Pengasapan)
- Polutan
- Diet tidak seimbang, rendah serat dan tinggi lemak
- Kurang aktifitas fisik
- Paparan asap rokok dan produk tembakau
- Paparan lingkungan berbahaya
- Konsumsi alkohol
- Perilaku seksual berisiko
- Heriditas atau keturunan
- Paparan sinar Ultra Violet
Ketika sudah menghindari faktor risiko kanker, selanjutnya penting juga mengetahui gejala kanker. Perlu diketahui kanker stadium dini tidak menimbulkan keluhan ataupun gejala, karena inilah banyak orang yang tidak menyadarinya ketika sudah terkena kanker. Nah, penting kita ketahui 7 gejala untuk memastikan ada atau tidaknya kanker dengan WASPADA, yaitu.
Deteksi Penyakit Kanker Sedini Mungkin, Gak Perlu Takut loh!
Dua penyakit kanker terbanyak di Indonesia memang banyak dialami oleh wanita, yaitu kanker payudara dan kanker serviks. Dua penyakit kanker itu juga bisa terdeteksi sedini mungkin, sayangnya banyak wanita yang takut untuk memeriksanya.
Banyak sekali mendengar pengalaman beberap teman, khususnya yang sudah menikah, merasa takut melakukan skrinning untuk menemukan ada atau tidaknya lesi kanker melalui test IVA (Visual dengan Asam Asetat). Padahal pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sudah melakukan upaya pencegahan dan pengendalian kanker melalui program deteksi dini IVA dan SADANIS di 34 provinsi.
Kalian perlu tahu, setelah menikah atau melakukan aktivitas seksual, penyakit kanker leher rahim punya risiko lebih tinggi, maka itu penting sekali melakukan test skrinning secara rutin melalui IVA ataupun pap smear. Test IVA bisa dilakukan di Puskesmas, bidan, ataupun puskesmas pembantu dengan menggunakan fasilitas BPJS, artinya kamu tidak perlu bayar.
Ini perlu dicatat ya, Kanker leher rahim dapat diobati pada tingkat dini yaitu pada tahap perubahan sel (displasia) sampai dengan pra kanker, artinya kanker leher rahim sebenarnya bisa disembuhkan asalkan dilakukan deteksi dini, wanita yang sudah menikah atau melakukan hubungan seks perlu lakukan deteksi dini minimal 5 tahun sekali.
Mirip dengan kanker serviks, kanker payudara bisa juga dilakukan deteksi dini melalui metode SADARI dan SADANIS yang dapat dilakukan di puskesmas maupun fasilitas pelayanan kesehatan. Pemeriksaan yang teratur dan benar dapat mendeteksi kanker pada stadium awal sebesar 68%, lagi-lagi deteksi dini itu penting.
Ketahui Informasi Pengobatan Kanker yang Benar
Semakin mudahnya mendapatkan informasi secara online memang sangat memudahkan kita, tapi perlu hati-hati menerima informasi dari media online. Seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Soehartati Gondhowiardjo Sp.Rad (K) OnkRad, pengobatan kanker itu ada 3 jenis.
- Pengobatan kanker yang sudah terbukti secara ilmiah, pengobatan ini biasanya dilakukan oleh Dokter, yang sudah dilakukan seberapa akurat terbukti prediksi keberhasilannya. Pengobatan kanker seperti kemoterapi, radiotherapy dan pembedahan.
- Pengobatan kanker baru yang menjanjikan tapi masih mengumpulkan bukti, seperti HiFu, nanopartikel, dan radioimmunotherapy
- Pengobatan non medis, pengobatan ini masih berbahaya karena belum jelas prediksi efek sampingnya, contohnya pengobatan herbal dan alternatif.
Prof. Dr. dr. Soehartati Gondhowiardjo Sp.Rad (K) OnkRad pada pertemuan social media Influencer dalam memperingati Hari Kanker Sedunia 2020 |
Banyak sekali informasi pengobatan herbal untuk menyembuhkan kanker yang sliweran di ranah media online maupun sosial media. Bahkan, banyak sekali informasi hoaks pengobatan herbal seperti makanan tertentu yang bisa menyembuhkan kanker, padahal belum terbukti secara ilmiah. Ini yang perlu mawas diri kita menerima informasi, saring sebelum sharing ya!.
Cara Mencegah Penyakit Kanker, Ubah Pola Perilaku Hidup Lebih Sehat
Untuk lebih sadar dan mawas diri dari penyakit kanker, kita bisa lakukan mencari dan membaca mengenai informasi penyakit kanker. Agar terhindar dari informasi hoaks, lebih baik mendapatkan informasi dari lembaga yang berwenang yaitu Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular atau DITJEN P2TM KemenKes.
Salah satu upaya yang saat ini sedang dilakukan untuk mengatasi permasalahan kanker di Indonesia adalah menerapkan pola hidup sehat, lalu upayakan deteksi dini, sehingga pengobatan kanker dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.
#IamandIwill