Candi Cetho memang tidak begitu terkenal seperti Candi Prambanan ataupun Borobudur, atau bahkan Candi Ratu Boko yang naik daun setelah film AADC 2 keluar. Ternyata Candi Cetho tidak kalah romantis dari Ratu Boko. Kalau yang sudah pernah ke Ratu Boko mungkin merasakan romantis karena mengingat Rangga dan Cinta atau merasakan romantis karena menikmati senja dari ketinggian di Ratu Boko.
Kalau ke Solo mungkin kebingungan, mau kemana aja ya? beda dengan Jogja yang menawarkan banyak tempat wisata eh tempat foto instagramable. Bingung kan kalau ke Solo mau kemana pikniknya?
Solo memang lebih condong ke wisata budaya dan batik, ujung-ujungnya ke Keraton dan pasar Klewer belanja batik murah. Nah kalau kalian mau menikmati alam dan nuansa sejuk kalian bisa keatas, yap Solo juga punya tempat tertinggi, seperti ibaratnya Jakarta punya Bogor, Jogja punya Kaliurang, Solo punya Tawangmangu.
Candi Cetho ini tepat berada di lereng Gunung Lawu. Kalau kalian mau naik Gunung Lawu bisa mulai dari pos pendakian Candi Cetho. Ada di Lereng berarti kalau dari kota (bawah) dia berada di pucuk. Yap, bener posisi Candi Cetho ada di pucuk. Dalam perjalanan ke Candi Cetho kalian akan berjumpa dengan jalan meliuk tajam, pemandangan kebun teh sesekali kabut turun terus hilang kemudian turun lagi dan kadang hujan tipis.
Untuk yang mau ke Candi Cetho pertimbangkan kondisi motor, karena posisi diujung dan jalannya meliuk tajam dan nanjak super, usahakan kalau motornya matic kecil (beat atau scoopy) jangan bonceng karena bakal nyusahin pas nikuk tajam atau nanjak. Kemarin waktu saya kesana pakai motor Vario 125 boncengan so far baik-baik aja, tapi pas turun ketemu sepasang keluarga naik beat ternyata ga kuat nanjak. Jadi prepare yaa dan pertimbangkan kira-kira motornya kuat nanjak atau tidak.
Untuk arah dari Solo kalian bisa ambil jalan menuju Tawangmangu atau air terjun Grojokan Sewu, atau bisa ambil arah Jenawi/Kerjo, yaah tinggal ikutin Maps lah ya jaman Sekarang. Ga jauh kok dan ga susah dijangkau kendaraan.
Tiket masuk untuk wisatawan lokal 5000/orang sedangkan wisatawan asing 10.000/orang. Setelah membeli tiket kita akan diarahkan ke tempat pengambilan kain. Kain ini wajib dipakai pengunjung selama berada di kawasan Candi Cetho.
Gerbang Utama Candi Cetho |
Menuju gerbang utama disuguhkan tangga kecil menuju gerbang utama yang mengingatkan suasana Bali, karena gerbang utama berbentuk Pura bercorak agama Hindu. Dari gerbang ini sudah bisa menikmati view ketinggian, karena posisi Candi Cetho 1496 mdpl jadi kalian bisa melihat kota Solo, Karanganyar dan kalau cerah bisa liat view gunung Merbabu, Merapi, Sindoro dan Sumbing dari kejauhan.
Masuk ke kawasan Candi Cetho seperti Candi yang lain yang khas dengan halaman berundak. Candi ini punya 13 undakan, dari halaman akan ada tangga-tangga kecil sampai ke arah puncak. Bagian-bagian dari Candi Cetho ga begitu paham dan emang ga ada informasi. Misal di bagian tengah ada relief liatnya kaya kolam tapi ga tau itu untuk apa.
Kalau bisa nebak sih karena ini halaman di halaman awal ini sepertinya tempat menjamu tamu atau semacam aula, karena ini Candi Cetho sudah dibangun sejak kerjaan Majapahit. Kemudian undakan pertama ada semacam patung-patung kecil lagi-lagi tidak ada informasi itu patung apa dibuat kapan maksudnya apa?
kemudian ada semacam pendopo mungkin ini masih digunakan sampai sekarang untuk beribadah ummat Hindu dan di atas ada Arca dan ini juga masih digunakan Ummat Hindu.
Diatas ada Candi Kethek dan Pura Saraswati, sayangnya saya cuma bisa menyambangi Pura Saraswati. Pura Saraswati semacam tempat suci, karena untuk masuk kedalam aja kalian harus lepas alas kaki dan untuk wanita yang sedang Haidh dilarang masuk. Di dalamnya terdapat patung dan kolam, katanya sih air di kolam ini suci dan sering dibawa ummat Hindu atau digunakan untuk cuci muka.
Nah semakin keatas lagi kalian sudah masuk jalur pendakian Gunung Lawu. Karena posisinya di lereng jadi seringkali pas kesana sudah tertutup kabut, sepertinya waktu terbaik untuk ke Candi Cetho itu sekitar jam 9-12 siang karena kabutnya pas sedang naik terbawa angin.
Halaman Kedua bentuk relief seperti ruang tamu |
Halaman pertama pemandangan kota sudah terlihat |
Kalau bisa nebak sih karena ini halaman di halaman awal ini sepertinya tempat menjamu tamu atau semacam aula, karena ini Candi Cetho sudah dibangun sejak kerjaan Majapahit. Kemudian undakan pertama ada semacam patung-patung kecil lagi-lagi tidak ada informasi itu patung apa dibuat kapan maksudnya apa?
undakan-undakan di Candi Cetho
kemudian ada semacam pendopo mungkin ini masih digunakan sampai sekarang untuk beribadah ummat Hindu dan di atas ada Arca dan ini juga masih digunakan Ummat Hindu.
Menuju Pendopo |
Pura Saraswati
Nah semakin keatas lagi kalian sudah masuk jalur pendakian Gunung Lawu. Karena posisinya di lereng jadi seringkali pas kesana sudah tertutup kabut, sepertinya waktu terbaik untuk ke Candi Cetho itu sekitar jam 9-12 siang karena kabutnya pas sedang naik terbawa angin.
Oleh-oleh Souvenir barang-barang antik |
Karena Candi ini masih digunakan Ibadah rutin warga sekitar jadi kalian harus menjaga sikap sopan dan santun, dimanapun dan apapun tempat Ibadah itu suci mau Masjid, Gereja, Pura, atau yang lainnya kalian harus bisa menghormati. Jadi saran saya kalau ke Candi Cetho pakailah pakaian yang sopan dan jaga tindak tanduk kalian.
Gimana? berminat ke Candi Cetho?