Keakraban Internet IndiHome dan Santri Menghasilkan Konten Digital Kreatif dan Edukatif
By Farhati Mardhiyah - 9:44 AM
“Assalamualaikum Ning, mau tanya kalau kalau tentang sedekah qurban, niatnya gimana? Sedekah daging begitu?”
Salah satu DM Instagram tiba-tiba masuk, dan langsung bertanya seputar agama. Ning adalah sebutan untuk anak perempuan dari seorang Kiai. Ya, saya adalah anak dari Kiai salah satu Pondok Pesantren di Purwokerto.
Tidak banyak yang mengenal saya sebagai “Ning”, kecuali teman sekolah pas mondok dan murid-murid almarhum Abah atau Buyut. Maklum, saya ini lebih memilih keluar rumah atau istilahnya melepas pakaian “Pondok Pesantren” yang sudah melekat sejak kecil.
Tapi….
Pertanyaan yang hampir mirip seperti diatas sering masuk DM Instagram secara tiba-tiba dari orang yang tidak saya kenal. Maka itu, saya sering bertanya-tanya “Loh, mereka ini tau akun Instagram aku dari mana ya?”
Ketika iseng menelusuri, ada yang menjawab dari teman pengajiannya, dari tag place di Instagram yang tertuju pada alamat Pondok Pesantren, dan dari jejak digital positif melalui artikel di Blog pribadi farhatimardhiyah.com.
Sejak beberapa teman baru dari dunia maya mengenal saya, muncul ide baru untuk menambah niche khusus Nyantri. Dulu niatnya sih, ingin memberikan konten artikel seputar ilmu-ilmu selama di pondok tapi disajikan melalui bahasa yang mudah diterima dan dipahami.
Ide itu muncul sebelum sosial media ramai digunakan Gus, Ning, bahkan tim media Pondok Pesantren. Berkembangnya teknologi digital, ternyata dimanfaatkan Pondok Pesantren dengan baik sebagai ajang promosi maupun edukasi secara lebih luas.
Kang dan Mbak Santri Juga Bisa Kreatif Bikin Konten Digital
Ternyata tidak hanya brand, perusahaan, atau komunitas saja yang punya content planning. Untuk mempermudah dalam membuat konten digital, tim media Pondok Pesantren juga punya content plan. Tujuannya sama, untuk mengembangkan konten yang runut dan relevan dengan targetnya.
Saya pun iseng bertanya kepada Ning salah satu Pondok Pesantren di Jogja. Kebetulan pondok ini punya puluhan ribu followers Instagram dan subscriber YouTube akun official Pondok Pesantren.
“Ning, yang handel konten-konten pondok siapa?”
“Kang dan mbak santri Ning, kita sudah punya tim media khusus yang handle. Akun sosmed sampe website sudah dihandle tim media. Bahkan cara kerjanya udah kaya agency aja punya konsep strategi konten dan content planning”
“Pantes, keren juga”
“Yah, walaupun belum sempurna isi kontennya. Belum begitu informatif juga”
Dalam pembuatan konten memang perlu riset, dan menentukan tujuan apa yang ingin dicapai. Untuk konten pondok pesantren, rasanya tidak optimal kalau hanya memberikan informasi ucapan selamat hari raya keislaman, atau ucapan bela sungkawa.
Saya pun juga sering kritik dengan tim media pondok pesantren almarhum Abah. Lagi-lagi, konten digital itu butuh orang-orang yang memiliki skill. Skill utama adalah harus kreatif, selanjutnya minimal harus bisa desain, editing foto atau video, setting lighting, dan copywriting.
Tidak hanya skill saja, tapi perlu juga menentukan tujuan dari konten yang dibuat pondok pesantren. Misalnya, kalau hanya ingin menarik santri baru, ya monggo saja silahkan dibuat konten yang relevan dengan kebutuhan calon wali santri.
Apa sih yang Sebenarnya Dicari Konten Pondok Pesantren?
Bagi calon santri atau wali santri pasti lebih membutuhkan gambaran bagaimana kegiatan harian pondok. Lalu, untuk alumni pasti membutuhkan wadah mendapatkan ilmu lagi tanpa perlu datang atau mondok kembali.
Jawaban diatas ini diskusi kecil-kecilan bersama teman yang masih aktif berada di lingkungan pondok pesantren. Maka itu, beberapa pondok membuat tim media khusus untuk mengembangkan konten digital lebih kreatif dan edukatif.
Ternyata skill santri pondok pesantren tidak kalah loh, mulai dari videografer, desain grafis, content creator, bisa juga menghasilkan konten yang ciamik. Berada di lingkungan Pondok Pesantren, tetap mendorong santri melek perkembangan teknologi digital.
Konten digital yang disajikan tidak ala-ala asal edit saja, terlihat dari grading warna video dan foto. Isi konten pun terkonsep dengan baik, gak cuma asal posting video untuk melunaskan kewajiban posting saja.
Contohnya, konten seputar kegiatan pondok bisa mendatangkan engagement yang bagus. Sebab, wali santri yang rindu melihat anaknya atau alumni yang rindu dengan suasana pondok melakukan like, komen, dan share postingan konten tersebut.
5 Ide Konten Menarik Untuk Pondok Pesantren
Tidak dipungkiri ya, perkembangan dunia digital bisa membuat distribusi informasi kian cepat. Berdasarkan data Kementerian Agama, per-Januari 2022 terdapat 26.975 pondok pesantren di Indonesia dengan total santri mencapai 5 juta orang.
Data tersebut menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia dari santri memiliki peluang yang mumpuni. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno bahkan menyampaikan jika satu persen saja dari total jumlah santri di Indonesia bisa membuat konten digital kreatif, artinya bisa menambah 50ribu konten kreator baru.
Nah, apa saja ya ide konten menarik untuk pondok pesantren?
Aktivitas Keseharian Pondok
Ide konten yang satu ini seperti wajib menjadi bagian dari media digital pondok pesantren. Banyak masyarakat awam yang masih kesulitan memahami kehidupan santri di pondok.
Contohnya, pesantren salaf yang notabene dari kalangan NU terbiasa dengan jadwal kajian kitab kuning, piket gotong royong bersih-bersih lingkungan pondok, atau jadwal memasak di dapur pondok.
Kegiatan tersebut masih dinilai masyarakat awam tidak memberikan ilmu agama bagi santri, padahal dari jadwal disiplin tersebut terbentuk kerendahan hati, sabar, qana'ah, akhlakul karimah melalui rasa hormat.
Selain itu, ide aktivitas keseharian pondok bisa menjadi wadah edukasi bagaimana tips betah tinggal di pondok, dan tips mendoakan anak yang sedang menimba ilmu untuk orang tua wali santri.
Kajian Agama yang Ringan dan Mudah Dipahami
Konten digital bernilai positif, menyampaikan nilai-nilai hukum tentang kajian agama yang bisa dikaji dari berbagai kitab, hadits, maupun Al-Quran. Tidak perlu kaku dan saklek, lebih baik disampaikan dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami masyarakat umum.
Contohnya, konten Fiqh Wanita yang disampaikan Ning Sheila. Cuplikan video beliau ramai di-share ulang oleh pengguna Instagram, meskipun tidak runut penyampaiannya seperti mengaji kitab di Pondok Pesantren. Ning Sheila menyajikan konten berdasarkan permasalahan bab Haid dan Nifas yang ramai dipertanyakan di sosial media.
Tematik Tentang Ibadah
Ibadah yang umum dilakukan saat berada di lingkungan masyarakat umum, contohnya cara menyembelih hewan kurban, cara shalat jenazah, cara menshalati jenazah, cara memandikan jenazah, cara membayar zakat fitrah, dan lainnya.
Ibadah tematik yang umum dilakukan masyarakat ini sering dirasakan awam, dan hanya pemuka agama saja yang bisa melakukannya. Dengan adanya konten edukatif, akan masyarakat mengetahui langkah-langkah melakukan ibadah tersebut, sekaligus dasar hukum yang digunakan.
Membangun Santri Digitalpreneurship
Tidak hanya sektor pendidikan dakwah saja, konten digital kreatif juga memiliki potensi ekonomi. Potensi sumber daya manusia dari kalangan santri yang cukup besar, punya peluang mendorong ekonomi lebih maju di pondok pesantren.
Jangan salah ya, potensi santri pondok tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak juga dari pondok pesantren memiliki koperasi, usaha dibidang pakaian muslim, air minum isi ulang, dan lainnya.
Nah, dengan adanya keterjangkauan akses internet semakin mempermudah santri mengembangkan skill kewirausahaan. Siapa saja bisa jadi konten kreator, santri pondok juga punya potensi sama menghasilkan konten kreatif.
Mungkin ada yang mengenal mbak Najahaty Sharma, writerpreneur dari kalangan santri yang berhasil mengeluarkan tulisan apik bertemakan nuansa pondok berupa novel. Ada juga penulis novel terkenal Hati Suhita, beliau adalah ning Khilma Anis.
Banyak juga yang berkecimpung di dunia fashion, seperti Ning Irun Maulana yang memiliki brand hijab printing. Ning Zil, istri Gus Kaustar dari Ploso Kediri juga memiliki brand fashion kaftan dan hijab. Gus Irfan yang memiliki brand sarung Lar Gurda, yang ramai digunakan para pejabat Indonesia.
Tidak hanya menyajikan konten bernilai dakwah menyejukkan, beliau-beliau ini menggunakan sosial media untuk memasarkan produknya. Bagaimana dengan santri-santri pondok pesantrennya?
Saat ini sudah banyak program talkshow di pondok yang berisi materi teknologi digital. Meskipun tinggal di pondok, tidak menghalangi santri untuk mengeluarkan potensinya. Maka itu, tidak heran lahir tim media konten yang apik, digital kreator atau selebgram dari kalangan santri, atau sukses mengembangkan usaha di era digital.
Internet IndiHome Sebagai Bekal Santri Bertarung Di Era Digital
Jumlah pengguna internet pun setiap tahunnya bertambah secara signifikan. Berdasarkan laporan We Are Social, penetrasi pengguna internet di Indonesia pada awal Januari 2023 mencapai 212,9 Juta.
Pemerataan akses internet mempermudah pengguna dalam memanfaatkannya di era digital. Sayangnya, tidak semua pondok pesantren bisa dengan mudah mendapatkan jangkauan akses internet.
Dilansir dari kutipan Ahmad Husain Fahasbu dalam dialog program Pesantren di Radio bersama Elshinta, alumni pondok salafiah di Situbondo ini menyampaikan tantangan pondok pesantren di dunia digital selain minimnya peralatan untuk produksi konten, kendala utamanya adalah kesulitan mendapatkan akses internet karena lokasi pondok di pedesaan.
Sependapat dengan beliau, saya pun merasakan kendala akses internet sebelum jaringan IndiHome menjangkau wilayah pondok. Lalu, saya iseng melakukan survei kecil-kecilan dengan bertanya pada teman dimana lokasi pondoknya berada di pelosok pedesaan wilayah Jawa Tengah.
“Dukungan apa dari pondok biar konten-kontennya makin berkembang?”
“Kami support dari tools seperti kamera, iphone biar hasilnya jernih untuk produksi konten, disediakan juga Wi-Fi di kantor media pondok biar makin lancar kerjanya”
“Internetnya pakai apa di Pondok?”
“IndiHome, karena daerah Pondok kami baru tersedia akses Internet dari Telkom Indonesia”
Jawabannya pun sama, dengan teman saya yang berlokasi Kediri Jawa Timur.
“Aku mau nanya, soalnya penasaran. Di Pondok pakai Wi-Fi apa buat kebutuhan internet santri?”
“Pakai IndiHome”
“Alasannya?”
“Internetnya cepat dan stabil di daerah kami, yang tersedia juga cuma provider IndiHome”
“Walah, kok sama”
Kelima teman saya lainnya juga menjawab dengan kalimat yang sama intinya “Pakai IndiHome, karena di lokasinya hanya tersedia internet provider dari Telkom Indonesia”
Ya, hampir mirip dengan lokasi pondok keluarga saya berada di ujung desa. Jaringan internet dengan teknologi kabel fiber optik hanya IndiHome saja yang tersedia. Harga langganan per-bulannya juga lebih terjangkau dibandingkan memberikan intensif kuota bulanan untuk tim media pondok.
Pemakaian layanan internet kabel jauh lebih menguntungkan, selain kecepatan internetnya lebih stabil, bandwidth dan kuota juga lebih besar. Cocok sekali digunakan oleh pondok pesantren, akses internet tanpa batas dan tidak perlu takut kuota akan cepat habis.
Jangkauan Akses Internet IndiHome Lebih Luas
Survei kecil yang saya lakukan ternyata memang relevan dengan data yang menunjukkan kalau IndiHome menjadi penyedia internet yang paling banyak digunakan per-Februari 2022. Melalui jaringan fixed broadband di berbagai daerah, jaringan fiber optik dari IndiHome membentang sepanjang 166.343 km, dan menjangkau 95 persen kabupaten/kota di Indonesia.
Bahkan, IndiHome menyediakan layanan kecepatan internet yang lebih cepat hingga 300Mbps. Guna mendukung kebutuhan produksi konten kreatif dan edukatif pondok pesantren, memang paling cocok dengan layanan internet cepat dan stabil, kuota unlimited, serta harganya terjangkau.
Untuk pondok pesantren keluarga saya, kebetulan langganan paket 3P Internet + TV + Phone dengan kecepatan 200 Mbps. Dengan harga langganan 500 ribuan/bulan, internet dapat digunakan hingga 18 perangkat sekaligus. Akses internet unlimited dari IndiHome bisa digunakan 24 jam non-stop untuk rumah utama pondok.
Sedangkan untuk kebutuhan produksi konten digital, kami menambahkan WiFi Extender dari IndiHome di kantor pondok. Keuntungannya tidak perlu memasang perangkat baru, tanpa kabel tambahan, dan biaya sewa lebih terjangkau.
Sejak pakai IndiHome, setiap momen besar seperti Haul di pondok pesantren pasti kami memberikan tayangan live streaming. Internet yang stabil menghasilkan video streaming lebih jernih. Para santri dari luar daerah yang berhalangan hadir pun tetap bisa menghormati acara pengajian besar dari pondok kami melalui YouTube.
Salah satu live streaming saat acara pengajian Haul tahun 2022
Tim media Malik Crew pondok kami juga bisa lebih kreatif menghasilkan konten digital. Meskipun masih belum bisa memberikan konten yang lebih edukatif bernuansa dakwah khas lingkungan pondok pesantren.
Manfaat akses internet yang paling dirasakan bagi pondok kami, semakin mudah saja memproduksi hingga menayangkan konten digital di jejaring sosial media seperti Instagram dan YouTube.
Kesimpulan
Wujud pemerataan akses internet hingga ke pelosok Indonesia dari IndiHome memberikan nilai manfaat internet untuk santri siap berkompetisi di era digital. Kehadiran internet membuka peluang bagi santri untuk menyalurkan ide kreatifitasnya melalui konten digital pondok pesantren.
Dengan bekal koneksi internet cepat dan stabil, idak hanya menebar pesan kebaikan, konten digital yang dihasilkan santri juga berpotensi mendorong ekonomi pondok pesantren. Bagaimana dengan kamu? Sudah mulai memanfaatkan internet untuk menghasilkan konten digital?
Sumber :
https://indihome.co.id/
https://www.medcom.id/ekonomi/bisnis/GNlQ7Q9b-sandiaga-yakin-banyak-permintaan-terhadap-konten-kreatif-islami
https://lampung.nu.or.id/pernik/4-ide-konten-youtube-tentang-pesantren-lhAyX
https://katadata.co.id/shabrinaparamacitra/info/62c4ec76c1aea/infrastruktur-mumpuni-kunci-pemerataan-akses-telekomunikasi-digital
https://investor.id/national/311585/menparekraf-dorong-santri-ciptakan-konten-kreatif-di-medsos
https://kominfo.jatimprov.go.id/berita/santri-harus-kuasai-kecakapan-digital
https://www.allstars.id/blog/2023/01/03/6-skill-content-creator/