Era digital
saat ini tidak pernah lepas dengan alat elektronik seperti smartphone, semakin
dekatnya kita dengan kecanggihan teknologi, tau kah kamu? kalau terdapat
komponen tembaga, emas dan mineral lainnya yang seluruhnya diperoleh dari hasil
kekayaann bumi melalui kegiatan pertambangan.
Papua
merupakan paket kekayaan alam yang lengkap, tidak hanya dari keindahan alam
yang eksotis, keanekaragaman hayati, kearifan lokal dengan budaya yang kental,
tapi juga memiliki anugerah kekayaan mineral yang terkandung dalam tanahnya.
Bersyukurlah, salah satu Gunung yang sulit terjangkau ditemukan oleh ahli Geologi dari Belanda, ya Gunung Grasberg di tanah Papua menyimpan cadangan tembaga, emas dan perak terbaik dan terbesar di Dunia.
Bersyukurlah, salah satu Gunung yang sulit terjangkau ditemukan oleh ahli Geologi dari Belanda, ya Gunung Grasberg di tanah Papua menyimpan cadangan tembaga, emas dan perak terbaik dan terbesar di Dunia.
Bayangkan,
jika tidak tersentuh ataupun tidak ditemukan, tanah Papua beserta isinya
mungkin saja tidak bisa berkembang, baik dari Sumber Daya Manusia maupun
kesejahteraan sosialnya. Berdasarkan The Society for Mining, Metallurgy, and
Exploration Foundation, setiap bayi Amerika Serikat diperkirakan membutuhkan
sekitar 3 Juta Pounds produk hasil tambang untuk bisa menjaga kelangsungan
hidupnya. Faktanya memang hasil tambang seperti tembaga yang memiliki sifat
sebagai penghantar listrik memang sangat dibutuhkan sebagai kebutuhan primer
bukan?.
Menyadari
pentingnya hasil tambang, Freeport Indonesia mengelola pertambangan di Provinsi
Papua, tepatnya di Kabupaten Mimika dengan penuh tanggung jawab menganut
kebijakan pembangunan berkelanjutan untuk ekonomi, lingkungan dan sosial. Tidak
heran, selama 51 tahun melakukan kegiatan pertambangan cadangan tembaga dan
emas terbesar di dunia, Freeport Indonesia memiliki sumbangsih bagi negeri.
Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi
Guys, sudah tau kan? kalau PT Freeport
Indonesia (PTFI) ini memiliki kegitan menambang
dan memproses bijih yang mengandung emas, tembaga dan perak dari dataran tinggi
terpencil di Pegunungan Sudirman, Kabupaten Mimika, Papua yang sudah berlangsung selama 5 dekade ini.
Perjalanan selama 50 tahun ini Freeport punya kontribusi dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Papua secara multilyer. Sejak awal melakukan kegiatan pertambangan, PTFI sudah sadar kalau dukungan masyarakat lokal sangat penting bagi keberlanjutan pembangunan di tanah Papua.
Sejak tahun 1992 dimulainya kontrak dengan Pemerintah, PTFI sudah memberikan manfaat tidak langsung senilai 41,9 Miliar Dolar untuk Gaji karyawan, pembelian dalam negeri, pengembangan masyarakat, pembangunan daerah, investasi dalam negeri. PTFI juga memberikan manfaat langsung bagi Indonesia senilai 19,5 Miliar Dolar untuk Pajak, royalti, Dividen, bea dan pembayaran lainnya.
Perjalanan selama 50 tahun ini Freeport punya kontribusi dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi di Papua secara multilyer. Sejak awal melakukan kegiatan pertambangan, PTFI sudah sadar kalau dukungan masyarakat lokal sangat penting bagi keberlanjutan pembangunan di tanah Papua.
Sejak tahun 1992 dimulainya kontrak dengan Pemerintah, PTFI sudah memberikan manfaat tidak langsung senilai 41,9 Miliar Dolar untuk Gaji karyawan, pembelian dalam negeri, pengembangan masyarakat, pembangunan daerah, investasi dalam negeri. PTFI juga memberikan manfaat langsung bagi Indonesia senilai 19,5 Miliar Dolar untuk Pajak, royalti, Dividen, bea dan pembayaran lainnya.
Salah satu
prinsip panduan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, PTFI menjadikan
masyarakat Papua sebagai mitra dan sasaran pengembangan. PTFI berkomitmen
melayani masyarakat yang menerima dampak paling besar di kegiatannya,
berdasarkan riset mengenai dampak ekonomi dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan
Masayarakat (LPEM) Universitas Indonesia, kontribusi pembentukan produk
domestik regional bruto (PDRB) Kabupaten Mimika mencapai 94%, lalu disusul oleh
Provinsi Papua mencapai 48% dan PDB Indonesia mencapai 0,6%.
Apalagi setelah
Pemerintah Indonesia berhasil akuisisi saham freeport pada akhir Desember 2018
melalui PT Inalum, 10 persen dari total saham 51,2% saham Freeport Indonesia
dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Papua dan Kabupaten Mimika. Kepemilikan saham
ini memberikan kebahagiaan masyarakat Papua karena PTFI memberikan kontribusi pajak dan penerimaan
negara bukan pajak semakin besar. Artinya, masyarakat Papua khususnya Mimika
menjadi lebih sejahtera.
Pembangunan Infrastruktur Untuk Peningkatan Kualitas Hidup
Sebelum
memulai kegiatan pertambangan, PTFI sudah mempersiapkan pembangunan infrastruktur
selama 7 sampai 8 tahun dengan melibatkan 40 Negara. Umumnya pertambangan
terletak di daerah terpencil dengan akses terbatas dan medan yang cukup terjal,
seperti itulah gambaran lokasi kegiatan tambang tembaga pada tahun 1960 ketika
belum terjamah oleh fasilitas kesehatan, pendidikan maupun kegiatan
pembangunan.
Kontribusi
Freeport untuk masyarakat Papua melalui penyediaan akses kesehatan, pendidikan,
konektivitas melalui pembangunan jalan, jembatan dan Bandara untuk mendukung
keberlanjutan dari manfaat kegiatan tambang bagi masyarakat lokal. Sejak tahun
1997, Freeport Indonesia sudah membangun infrastruktur lebih dari 3.200 unit
rumah, fasilitas sosial dan fasilitas umum.
Fasilitas
kesehatan yang diberikan berupa pelayanan kesehatan di dataran rendah, tinggi,
bahkan di perairan berupa klinik terapung sangat membantu masyarakat Papua untuk
mendapatkan hak lingkungan yang bersih dan sehat. Terbukti, dalam kurun waktu 3
tahun 2015 - 2018, penyakit menular seperti malaria mengalami penurunan
hingga 70%, dan penyakit Tuberkulosis berhasil dikendalikan mencapai 77%.
Selain membangun
2 Rumah Sakit di dataran rendah dan tinggi, PTFI juga meningkatkan dan
mempermudah akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat Papua melalui 3 Klinik
umum dan 2 Klinik spesialis yang tersebar di Mimika dengan pelayanan kesehatan
gratis. PTFI juga memiliki kontribusi memberikan program kesehatan masyarakat
untuk mencegah dan menanggulangi penyakit menular seperti malaria,
Tuberkolosis dan HIV AIDS, serta membantu warga kampung mendapatkan akses air
bersih dan sanitasi yang baik.
Pembangunan Sumber Daya Manusia
PTFI juga memiliki fokus terhadap pembangunan dan pengembangan Sumber Daya Manusia, gunanya untuk memperkarya masyarakat asli Papua menjadi lebih mandiri dan kompeten di bidang pertambangan. Bersama LPMAK, ternyata PTFI sudah memberikan beasiswa terhadap 11.000 siswa mulai tingkat SD hingga S3.
Upaya membangun SDM unggul, PTFI juga mendirikan Balai Latihan Kerja bernama Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) dengan program magang, magang, pendidikan untuk dewasa dan D-3. Siswa yang telah lulus dari IPN memiliki kesempatan bekerja di Freeport Indonesia.
Hingga tahun 2018, IPN telah meluluskan 4.152 siswa dimana 70 persennya sudah bekerja untuk Freeport Indonesia dan kontraktornya. PTFI juga memberikan fasilitas 5 asrama untuk siswa-siswi selama menempuh pendidikan di IPN, maklum saja hampir seluruh siswa memang merupakan warga asli Papua yang tidak hanya berasal dari Kabupaten Mimika, namun banyak yang juga berasa dari daerah terpencil.
Upaya membangun SDM unggul, PTFI juga mendirikan Balai Latihan Kerja bernama Institut Pertambangan Nemangkawi (IPN) dengan program magang, magang, pendidikan untuk dewasa dan D-3. Siswa yang telah lulus dari IPN memiliki kesempatan bekerja di Freeport Indonesia.
Hingga tahun 2018, IPN telah meluluskan 4.152 siswa dimana 70 persennya sudah bekerja untuk Freeport Indonesia dan kontraktornya. PTFI juga memberikan fasilitas 5 asrama untuk siswa-siswi selama menempuh pendidikan di IPN, maklum saja hampir seluruh siswa memang merupakan warga asli Papua yang tidak hanya berasal dari Kabupaten Mimika, namun banyak yang juga berasa dari daerah terpencil.
Hingga kini,
diantara Putra-Putri Papua yang telah berhasil menempuh pendidikan hingga
jenjang S3 dalam bidang pertambangan di Universitas terkemuka Indonesia maupun
Luar Negeri, juga menempati jabatan penting di Freeport Indonesia.
Di antara 2.890 karyawan asal Papua yang berkerja di Freeport Indonesia, terdapat 9 karyawan sebagai Vice President, dan 50 lainnya sebagai Manajer dan Karyawan Senior. Jumlah karyawan yang telah bekerja di Freeport Indonesia sampai tahun 2018 sudah mencapai 30.524, PTFI ini menciptakan lapangan pekerjaan cukup besar di Indonesia.
Di antara 2.890 karyawan asal Papua yang berkerja di Freeport Indonesia, terdapat 9 karyawan sebagai Vice President, dan 50 lainnya sebagai Manajer dan Karyawan Senior. Jumlah karyawan yang telah bekerja di Freeport Indonesia sampai tahun 2018 sudah mencapai 30.524, PTFI ini menciptakan lapangan pekerjaan cukup besar di Indonesia.
PTFI juga sangat memperhatikan pemberdayaan
perempuan Papua, sejak tahun 2018 telah diberdayakan dengan diberikan
ketrampilan melalui pelatihan menjahit, membuat makanan dari bahan lokal,
unntuk menciptakan industri skala rumah tangga. Selain itu, PTFI juga terus meningkatkan potensi perekonomian
lokal dengan memanfaatkan pembangunan ekonomi berbasis desa yang dipadukan
kearifan lokal setempat.
Dana yang
telah disalurkan oleh Freeport Indonesia untuk pemberdayaan lokal di Papua
sebanyak Rp 256,7 miliar. Berbagai program pemanfaatan sumberdaya alam di
sekitar untuk dikelola menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat sekitar,
seperti program perikanan, peternakan, pertanian dan ketahanan pangan melalui Program
Ekonomi Mandiri dan Dana Bergulir LPMAK PTFI.
Dari seluruh
kontribusi Freeport Indonesia untuk masyarakat Papua selama perjalanan 5
dekade atau 50 tahun ini, PTFI tidak hanya tumbuh berkembang sendiri namun
menjalin kebersamaan dengan masyarakat dan Pemerintah untuk menciptakan
pembangunan berkelanjutan yang membawa kesejahteraan bagi lingkungan, ekonomi
maupun sosial masyarakat.