Lihat-lihat album foto di Drive Google tiba-tiba flashback pendakian terakhir di tahun 2016. Yups, saya terakhir mendaki di Tahun 2016, dan itu Gunung Cikuray yang terbilang rendah ketinggiannya tapi jalurnya bikin nangis, trek Gunung Cikuray dengkul ketemu dada, men!.
Sedih sih, mulai tahun 2013 sebenarnya saya sering sekali traveling tapi malesnya minta ampun buat ditulis di blog, terbukti tulisan Pendakian Gunung Semeru terhenti di Part 1 aja, jangan ditiru karena nulis blog dari kamu pergi jauh itu sebuah investasi kenangan, percaya deh!.
Oke, saya akan mencoba mengingat banyak tentang perjalanan pendakian Gunung Cikuray 3 tahun lalu. Pendakian Gunung Cikuray ini yang saya ingat adalah treknya yang kejam, apesnya kena hujan badai, dan pengalaman mistis yang merinding. Simak pendakian saya yuk, kali aja kamu mau nanjak Gunung Cikuray dalam waktu dekat ini.
Cara Menuju Pos Pemancar Gunung Cikuray Dari Jakarta
Dari Jakarta, saya dan ke-empat rekan jalan pendakian saya menggunakan Bus Jakarta-Garut dengan biaya 50.000 (ini tahun 2016 ya guys, sekarang mungkin sudah naik). Berangkat dari Ciputat jam 23.00 malam, sampai di terminal Guntur jam 05.00 subuh.
Sesampainya di Terminal tentunya kami sebagai anak sholeh sholehah, apalagi jalannya dengan saya bakal tidak lupa untuk tetap menegakkan sholat, tanya deh sama rekan jalan saya haha. Kemudian kami membeli keperluan mendaki seperti makanan dan minuman, seluruh minuman masuk dalam tas 2 cowok, Fyi, kita bawa minuman 20 botol 1,5L karena di Gunung Cikuray musim kering tidak ada sumber air.
Menuju pos pemancar dari Terminal Guntur kami menyewa angkot dengan biaya 50.000/orang. Karena cuma berlima, kami gabung sewa angkot dengan pendaki lain yang juga punya tujuan sama ke pos pemancar.
Jalur Pendakian Gunung Cikuray 3D, Dengkul Ketemu Dada Ketemu Dagu
Awalnya saya kira jalur pendakian Gunung Cikuray hanya sekejam Gunung Gede via Putri, dengan ketinggian Gunung Cikuray yang hanya 2.818 mdpl, saya percaya diri saja bisa melaluinya sampai puncak karena saya sudah menaklukan Mahameru, duh sombong.
Ternyata saya salah besar, terlalu percaya diri guys!.
Dari pos pemancar, trek pertama yang dilalui adalah perkebunan teh yang cukup jauh ya dan sedikit menanjak, dan lelah sekali karena treknya itu berundak-undak gitu loh bikin kaki pegel, pendaki pasti tau rasanya kalau udah dikasih trek awal begini sudah mutung (ngambek).
Trek awal, kebun teh source : mrs-dinastian.com |
Setelah melewati perkebunan teh, singgah sebentar untuk melakukan registrasi. Lupa sih kena biaya berapa, setelah saya cek di blog Tia ternyata 10.000/orang, mungkin sekarang sudah naik juga ya.
Setelah pos registrasi, perjalanan dilanjutkan dengan rute tanjakan cihuy sampai pos 1. Trek yang dilalui lumayan cukup berat, tapi ternyata ada yang lebih berat yaitu trek pos 1 menuju pos 2 dan menuju pos 3, tanjakan curam yang tajam dengan 3D (Dengkul ketemu Dada ketemu Dagu) sangat menyeramkan men, gila bikin mau nangis treknya.
Mending disuruh nanjak mahameru , eh sombong lagi. Tapi, serius kita berlima kepayahan, apalagi yang cowok bawa air masing-masing 5L di drijen, 3 orang cewek cuma bawa 1,5 botol masing-masing. Selama perjalanan ada kali 10 langkah jalan, istirahatnya lebih dari se-menit, saking jahatnya trek itu bikin kita berlima melemah dan menciut nyalinya.
Menuju pos 2, tanjakan cihuy Source : mrs-dinastian.com |
Pasangan yang selalu bikin mupeng pada masanya Source : mrs-dinastian.com |
Mulai tidak berdaya setelah melalui trek pos 2 Source : mrs-dinastian.com |
Sudah berakhir penyiksaannya?
Belum, men!
Menuju pos 3, tanjakannya lebih tinggi. Bayangin aja bawa keril yang lumayan berat disuruh angkat badan yang juga berat. Setiap angkat kaki dengkul selalu bertemu dengan dagu, tau kan gimana rasanya angkat badan dengan tanjakan dagu ketemu dengkul?, sakit men!. Tenaga kami berlima sudah semakin melemah, ditambah penderitaannya hujan datang dan semakin gelap.
Ada yang lebih sadis dari ini, trek menuju pos 3 source : mrs-dinastian.com |
Sesampainya di pos 3 sudah ramai pendaki lain yang sudah masang tenda, kebetulan kita telat masang tenda, harusnya sih ada yang duluan untuk cari tempat. Pos 3 ini lumayan sempit lahannya untuk masang tenda, jadilah dengan sedikit maksa karena tiba-tiba hujan makin deras kaya angin badai gitu, kita berlima bangun tenda secara gotong royong di lahan miring.
Terlalu memaksa bangun tenda di lahan miring, ditambah hujan air pasti lewatin tempat tenda kita, jadi lumayan agak drama yaa karena tenda udah tegak tiba-tiba loyo. Penderitaan belum berakhir sampai situ, tenda yang kita sewa ternyata 1 tendanya tidak ada frame, jadilah kita berlima harus rela desak-desakan dalam satu tenda yang seharusnya untuk berdua jadi untuk berlima, cakep ya?.
Tenda berhasil terpasang selama 1 jam, kami-pun kedinginan. Seinget saya sih waktu itu gak bisa nyalain kompor, terus kita minta apa gitu sama tenda tetangga. Hari semakin gelap, kami berlima saling menghangatkan di dalam tenda.
Pengalaman Mistis dan Horor di Pos 3 Gunung Cikuray
Karena hujan deras dari sore hari dan kita berlima cuma bisa berdiam diri dalam tenda, akhirnya kita tidak bisa menikmati Gunung Cikuray pada malam hari. Badan tidak bisa diluruskan karena desak-desakan, tidurpun tidak nyenyak karena posisi tenda di tanah sedikit miring menurun.
Ternyata, teman saya Tia diganggu sama penunggu Gunung Cikuray. Katanya sih ada bayangan atau seperti ada yang menepuk atas tenda kita, kalau saya? gak ngerasain apa-apa selain tertidur pulas sedikit menahan buang air kecil karena emang takut keluar tengah malam. Ternyata bukan cuma Tia yang merasakan, Nina juga.
Keesokan harinya kita memutuskan untuk tidak melanjutkan perjalanan sampai ke puncak, mempertimbangkan kondisi fisik kita yang sudah lemah dan bekal air menipis, trek juga licin karena hujan semalam, kita tidak mau ambil resiko. Setelah menikmati masakan 3 cewek di pagi hari, kita berkemas dan memutuskan untuk turun.
Sisa 1 yang single, mau kenalan? Tebak yang mana hayo- |
Full team, kalian kangen aku gak? |
Pendaki sejati tidak egois, padahal mah ciut nyalinya, haha
Cek video pendeknya perjalanan pendakian Gunung Cikuray ini guys, seadanya tapi bikin senyum geli sih nontonnya.
Pendakian Gunung Cikuray ini merupakan pendakian terakhir kali saya lakukan, 2 bulan setelahnya Bapak saya meninggal dan sudah sulit mendapatkan izin dari Ibu kalau mau mendaki lagi, lalu saya meneruskan kuliah lagi di Solo dan fokusnya sudah mengutamakan kuliah sih jadi gak mikir mau mendaki.
Eh, sekarang kangen pengen mendaki lagi tapi udah pada nikah, dari berlima Tia nikah sama Neo (iya mereka pasangan yang selalu prewedding di Gunung), Aang yang selalu back-up di Gunung sudah menikah, Nina rekan jalan saya sudah menikah, tinggal saya.
Sekarang mau jalan bingung, sama siapa ya? apa saya nikah saja? tapi tidak semudah itu ferguso,
Ada yang mau ajak saya mendaki, atau jadi rekan jalan saya? Sharing sekalian isi komentar di bawah yaa!