Papandayan, yang tadinya cuma bisa melihat keindahannya dari foto temen instagram, facebook, atau twitter. akhirnyaaaaaaaa, yeaaah tercapai juga nanjak ke gunung papandayan
Papandayan ini gunung ke-3 setelah gunung gede, gunung bukit di baduy. untuk treknya yaaah lumayan lah ya buat olahraga pemanasan. treknya menurut saya persis sekali di gunung bukit baduy, kalo yang sudah pernah ke baduy seperti itulah trek papandayan. Jalanan tanak blok merah dengan anak tangga bebatuan dengan beberapa tanjakan kemiringan kecil (apa maksudnya), jalanan treknya pun mungil sekali. sangat jauh trek di gede yang umumnya kalo gunung putri bebatuan anak tangga, dan cibodas jalanan landai sedikit nanjak.
trip kali ini saya bersama masih dengan Nina Mu'minah travelmate 4rever, dan numpang gabung bersama Tia, leon, karisma, Neo, dan Nono.
Papandayan ini terletak di Garut, kalo dari Jakarta dapat ditempuh dengan waktu 6 Jam by mobil pribadi. Saya dan rombongan start point di rumah Tia, Ciledug, dengan menggunakan mobil pribadinya si Neo pacar Tia. Untuk biaya naik gunung ini adalah 200.000, terima bersih udah tenda, makan mewah di jamin. Jadi saya cuma memikul makanan cemilan, makanan energi tubuh saya (apa ini), dan sleeping bag.
Berangkat dari Jakarta jam 1 malam, sampai di garut sekitar jam 6 pagi. kamipun beristirahat dulu di Masjid, nah sebenernya dari Masjid ini mendingan pake mobil pick up ke atas, FYI untuk pick up ini bisa nyewa 20.000/orang, ada juga yang jalan kaki dari Masjid sini sampe keatas. waawsss sekali. tapi karna Neo percaya diri akhirnya kitapun keatas menggunakan mobil avanza Neo.
dan ternyata benar, jalanan menuju camp david papandayan (start nanjak ke papandayan), lumayan menguras debar jantung, karna jalanannya rusak penuh lubang, kecil, bebatuan dan nanjak, ngeri aja kalo bannya tergelincir abislah kita. cukup nyebut asma-asma allah selama perjalanan ke camp david, subhanallah dan alhamdulillah akhirnya selamat.
sampai di camp david, kitapun harus urus simaksi dulu. ga kaya di gede yang harus booking melalui webnya, di papandayan simaksi ini langsung On the Spot , tarif simaksi 4.000/jiwa dan parkir 2.000. murah meriah kaaan.
sebelum nanjak, kita repacking keril dulu dan bersih-bersih nyambi istirahat. di camp david ini tersedia fasilitas kamar mandi bersih, dan musola, ada juga warung-warung. kamipun sarapan di warung beli nasi goreng seharga 8.000 jangan ditanya ya nasi gorengnya rasa apa, rasa kecaaaap doang *nyengir*. sayapun ngeplus ngopi item biar semangat coy.
sekitar jam 9 kita siap nanjak menuju pondok saladah, tempat camp pendaki.
Trek perjalanan pertama kalian akan disuguhkan pemandangan cantik kawah-kawah papandayan, nah ini dia bedanya dengan gunung lain, selama perjalanan ga akan abis pemandangan di papandayan. Untuk trek di kawah ini kalian akan menemui jalanan bebatuan putih, batu kapur mix batu belerang dengan jalan yang sedikit menanjak dan selama perjalanan akan tercium bau belerang, siapkan masker lebih baik. Di trek ini spot yang bagus buat foto-foto.
trek awal masuk kawah papandayan
sampai trek kawah habis kalian akan sampai di bukit, di bukit ini treknya akan mulai menyempit dan akan nanjak terus. sampai di camp 2 goberhood. di camp 2 ini kita wajib lapor pendakian dulu. dari camp david sampai di camp 2 ditempuh sekitar satu setengah jam, sebenernya ini karna banyak istirahatnya, kalo ga sih bisa kali setengah jam *heleh*
nah dari goberhood baru kita menuju pondok saladah. trek perjalanan tanahnya licin cenderung jarang ada batu dan banyak pohon rindang, dan sempit banget cuma bisa dilewatin satu orang, kalo ada naik dan turun harus gantian. jalanannya masih nanjak.
setelah menempuh 30 menit dari goberhood akhirnya kita sampai di pondok saladah. yeaaaaay, dan saya langsung bilang "udah nyampe? udah?" waaaaaaaaaaw senangnya tidak perlu bercapek-capek ria menuju camp ga kaya di gede sangat melelahkan.
sampai di saladah, kitapun membagi tugas ada yang bikin tenda dan ada yang masak. menu siang ini chef memasak pasta cream sup, tentunya makanan yang tidak saya sukaa.
selesai makan dan tendapun sudah jadi, kita istirahat sebentar niatnya mau langsung ke puncak tapi karena pada kelelehan akhirnya istirahat dulu.
jam 3 leon mengajak kami untuk jalan lagi menuju puncak, tapi saya dalem hati mau hujan pasti mau hujan dan percuma kalo ke puncak. tapi apa daya karena terjadi miss komunikasi yang katanya kita kepengen banget ke puncak akhirnya nekatlah ke puncak dengan jalur yaang tidak semestinya.
menuju puncak, kita akan melewati lembah berlumpur, kemudian masuk ke hutan yang tidak ada anak tangga dan jalurnya, menyusuri hutan dengan merunduk, jongkok, sampai akhirnya gelap berawan. yak benar kata saya akan hujan, suasana jadi genting. leon yang sedang mencari jalan di atas sana tidak melihat jalan, akhirnya kami memutuskan untuk lebih baik balik ke camp dan tidak ke puncak.
perjalanan turun ke camp pun turut mendebarkan hati saya, karna kebayang kalo kita kesasar dan ga nemu jalan terus malem malem harus ndekem di bukit hutan tanpa ada jalan, weeew sekali. Perjalanan pun ditemani hujan, saya yang ga bawa hujan harus berjas hujan dengan trash bag.
alhamdulillah selamat sampai camp lagi dengan tenda yang banjir, baju basah dan dingin brrrr. ke-3 kalinya saya terkena hujan di gunung, hiksss.
karena hujan kita semua beristirahat dan ndekem aja di tenda, cuaca juga dingin banget di luar, jadilah tidur sepanjang malam, sorenya menyempatkan memasak mie rebus di dalam tenda untuk menghangatkan perut.
FYI di pondok saladah sudah ada kamar mandi looh, kamar mandinya ini namanya ABALABAL, dibuat oleh KPA ITB. keren banget, kamar mandinya bersih dan dibuat dari drum gitu bukan disemen, beda sama kamar mandi di camp kandang badak. Jadi yang mau ke Papandayan jangan khawatir kalo mau pup, saya aja pup loh biasanya enggan untuk pup bahkan pipis -.-
Malamnya pas mau solat saya keluar untuk ambil wudhu, nah pas keluar liat ke langit, subhanallah bintang bertebaran dimana-mana, sayang karena kamera yang dibawa ga bagus-bagus jadi ga bisa diambil, kereeeeeen banget pemandangannya. subhanallah padahal abis ujan looh.
biasanya yang ke papandayan menikmati sunrise di hutan mati, nah sayangnya kita bangun kesiangan. dan ga ada pembicaraan juga kalo mau menikmati sunrise. sayapun langsung hemmmffh, padahal kalo dapet sunrise di hutan mati pasti subhanallah banget. karna kesiangan, setelah solat subuh sekitar jam 6 baru keluar tenda, kita pun menikmati sunrise yang sudah meninggi. padahal pas ambil wudhu garis orange sunrisenya cantiiiik bangeet.
setelah melihat sunrise kita langsung beranjak menuju hutan mati. perjalanannya ga lama cuma setengah jam sampai di hutan mati. masih lewat lembah pernuh lumpur. di hutan mati ini kita bisa lanjut ke puncak, tapi saya dan rombongan tidak melanjutkan ke puncak, jadi saya belum tercapai mengunjungi tegal alun.
sampai di puncak hutan mati kita akan melihat garut dari atas, sambil ngopi puas-puasin mata lihat pemandangan. Perjalanan masih panjang, perjalanan turun dari Saladah dan perjalanan pulang menuju Jakarta.
walaupun belum ke tegal alun dan puncak, saya sangat senaaaaang akhirnya bisa ke papandayan. Puncak bukanlah tujuan, tapi perjalanan bersama membuat kenangan adalah tujuan. Terimakasih teman-teman sudah berjalan bersama membuat kenangan.
Terimakasih kakiku yang kuat dan sepatuku pelindung kekuatanku
salam ransel,
Farha