Aku Melu Bani Malik!!! Seruan Untuk Ikut Merasa Memiliki Bagi Murid Mbah Malik Purwokerto
By Farhati Mardhiyah - 10:15 AM
Sebenarnya untuk menulis tentang seruan "Aku Melu" ini saya merasa perlu banyak kehati-hatian, karena menyangkut nama Mbah Malik. Namun, rasanya kepentingan untuk mengajak projek dunia akhirat seluruh murid baik secara langsung maupun tidak atau yang merasa mencintai Mbah Malik, akhirnya memutuskan untuk menulis ini.
Semoga Simbah meridhoi saya menulis ini, amin.
Saya jadi teringat beberapa waktu lalu mendengarkan ceramah dari Habib Luthfi Bin Yahya yang menyinggung tentang santri. Beliau menyinggung bahwa seharusnya santri itu ketika sudah jadi alumni tetap memiliki rasa handarbeni atau rasa memiliki, jadi ketika sudah jadi alumni tidak melupakan pondoknya, seharusny ikut memikirkan ketika ada acara besar di pondok bagaimana Kyainya bisa mengelola acara besar tersebut, apa yang bisa kita lakukan sebagai santrinya? kurang lebih seperti itu.
Seruan Aku Melu kurang lebih untuk mengajak para murid Mbah Malik untuk ikut merasakan handarbeni. Sekecil apapun peran kamu untuk Mbah Malik, rasa-rasanya sudah menunjukkan kamu memang cinta dengan Mbah Malik.
Saya jadi teringat, ketika SMP dulu ada beberapa santri. Santri di Pondok Bani Malik tidak pernah diajarkan kitab secara terkelola sistem pendidikan, semua adalah ilmu laduni. Pokoknya semua santri hanya tawadhu', apa yang didawuhi dikerjakan. Ada yang setiap pagi rajin menyapu, ada yang hanya sekedar menyiram tanaman, ada hanya sekedar mijitin almarhum bapak. Tapi menurutku karena keikhlasan mereka, hidup mereka selalu berkah. Sekarang? ada yang sudah jadi ustadz di kampungnya, gimana mereka bisa? ya cuma melakukan dawuh saja, sebenarnya mereka itu dilatih untuk jadi pemimpin.
Peran kecil yang hanya menyiram tanaman bukan hal sepele, menyapu halaman pondok saja sebenarnya merupakan pendidikan kecil untuk membentuk perasaan "handarbeni". Mungkin kita tidak sadar hal kecil yang mendidik seperti itu dari sistem aturan pondok seperti Ro'an (kerja bakti) atau piket kamar mandi.
Arti "Aku Melu"
Aku Melu awalnya hanya diketahui dari murid terdekat almarhum KH.Muhammad Ilyas Noor. Seringkali beliau mengirimkan pesan secara pribadi kepada murid-muridnya yang isinya mengajak untuk momen-momen tertentu dan diakhir dengan "Aku Melu!!!"
Ketika ditanya, beliau menjawab tanda telunjuk satu jari itu menyimbolkan khas dari Mbah Malik, karena ada foto dari Mbah Malik yang menunjuk satu jari. Tandang seru 3 diakhir menandakan 3 wasiat Mbah Malik.
3 Wasiat Mbah Malik
1. Jangan Tinggalkan Sholat
2. Jangan Tinggalkan Al-Qur'an
3. Jangan Tinggalkan Shalawat
Lalu apa tujuan dari Projek "Aku Melu"
Tujuannya sama, yaitu mendidik agar kita sebagai santri tetap merasakan "memiliki" pondok khusunya Bani Malik. Majunya pondok pesantren bukanlah hanya dari Duit sang Kyai yang banyak, bukan, itu salah besar. Tapi, nyatanya adalah dari peran alumni yang punya rasa "handarbeni", itu kuat perannya.
Melebarkan Sayap di Dunia Pendidikan
Dulu Pondok Bani Malik sepeninggalan Mbah Malik memang dikenal sebagai Pondok Thariqah, yang isinya hanya bapak-ibu lanjut usia. Apalagi ajaran Thariqah dari Mbah Malik umumnya memang diikuti oleh yang lanjut usia, akhirnya pondok hanya ramai di momen tertentu. Adapula pengajian anak-anak namun belum terkelola dengan baik.
Cita-cita almarhum KH.Muhammad Ilyas Noor setelah menerima estafet dari Mursyid sebelumnya adalah mendirikan Pendidikan di lingkungan Pondok Bani Malik, secara bertahap. Dilakukan secara bertahap karena untuk menyusun suatu Sistem Kependidikan lalu membangun yayasan tidaklah mudah.
Mengapa dunia pendidikan?
Pendidikan adalah manajemen dakwah paling baik diseluruh kalangan usia. Harapannya dengan adanya dunia Pendidikan di Pondok peninggalan Mbah, syiar ajaran Thariqah dari Mbah Malik meluas dan dikenal tidak hanya hanya di satu garis kalangan tertentu misalnya hanya satu garis murid yang memang sudah bai'at Thariqah.
Pertama kali, almarhum KH.Muhammad Ilyas Noor membangun Pendidikan Anak Usia Dini. Bangunan kamar santri yang hampir roboh disulap menjadi kelas-kelas, seadanya dan semampunya kala itu. Berkat Projek "Aku Melu" perlahan gedung sekolah itu terwujud sesuai harapan, bagus dan nyaman.
Bukan Hanya Pendidikan
Projek "Aku Melu" bukan hanya di bidang pendidikan, ada juga mengenai pembebasan tanah di wilayah tanah wakaf Mbah Malik. Pembebasan tanah ini dimaksudkan agar pada momen Haul yang mendatangkan banyak tamu undangan tetap bisa nyaman karena area Pondok tetap luas.
Ini semua berkat rasa Handarbeni dari para murid Mbah Malik, apa yang sudah berkembang terlihat saat ini di Pondok Bani Malik.
Hal kecil seperti projek "Aku Melu", tidak seberapa banyak peran atau nominalnya namun rasa handarbeni ini membangun dan menyimpan amal jariyah kelak nanti. Bagaimana tidak? apa yang sudah para murid berikan selalu manfaat dipakai orang banyak.
Sayapun sebagai alumni pondok merasa belum begitu punya rasa handarbeni, hanya sekedar datang ketika momen khataman di pondok. Walaupun hanya datang, rasanya itu yang baru saya bisa berikan sambil berharap masih diakui murid dari Mbah Kyai Umar Abdul Manan.
Rasanya kalau banyak alumni dari Pondok itu punya rasa Handarbeni, Pondok Pesantren akan terus berkembang dan maju.
Lalu, apa yang sudah kamu berikan untuk Pondok kamu? Menyumbang satu kantung beras setiap bulannya itu sudah termasuk Handarbeni loh, atau menyiram tanaman punya pak Kyai di Pondok kamu itu juga termasuk Handarbeni.
Manfaatkan rasa Handarbeni itu ketika masih di Pondok, karena keberkahannya tidak akan pernah terputus, lakukan dengan ikhlas lalu handarbeni akan selalu melekat di kamu, sampai kamu keluar dari pondok.
Handarbeni juga berlaku untuk bangsa kamu, sekolah kamu, kantor kamu. Rasa handarbeni itu menciptakan rasa ikhlas, lalu bisa memajukan bangsa loh. Timbulkan rasa handarbeni dimanapun kalian berada
Salam,
Farha