Bahaya Rokok Timbulkan Penyakit Tidak Menular Seumur Hidup, Cegah dan Kendalikan Melalui Ubah Perilaku
By Farhati Mardhiyah - 9:26 AM
Tahun 2002, pertama kalinya Almarhum Bapak mendadak kena serangan jantung, kala itu kami sekeluarga ketakutan kalau bapak sampai tidak panjang umur, terutama ibu karena harus siap menghadapai kalau nanti harus jadi single parent disaat anak-anaknya masih kecil. Bapak divonis penyumbatan jantung dan harus operasi pasang "ring".
Namun, bapak tidak berani untuk pasang "ring", takut ring membuatnya tambah lemah, bapak memilih untuk mengurangi rokok. Iya, walaupun sudah terkena serangan jantung, bapak masih merokok sampai kena serangan kedua kalinya yang lebih menegangkan di tahun 2013.
Dari serangan pertama itu, bapak harus melakukan perawatan terapi obat jantung secara rutin sampai akhir hayat hidupnya, biayanya berkali lipat dari harga sebungkus rokok dikali puluhan bungkus. Apalagi, karena sudah punya penyakit "Jantung" ditambah diabetes, kondisi fisik bapak tidak sebugar dulu. Umur bapak 50 tahun seperti 60 tahun, disaat saya melihat orang lain bersama bapaknya berkelana, saya hanya bisa menggandeng bapak untuk turun atau naik mobil.
Seketika, kebahagiaan saya sebagai anak dengan momen bersama bapak sedikit direnggut. Bapak tidak bisa terlalu lelah, lebih banyak waktunya di rumah untuk menjaga kesehatannya stabil. Rokok seakan telah merenggut semuanya dari Bapak, anak dan keluarganya.
Padahal penyakit "Jantung" maupun "diabetes" itu penyakit tidak menular, yang sebenarnya bisa dicegah sedari dini dengan cara menerapkan perilaku hidup sehat, terutama jauhi rokok. Tapi, kita semua sering lupa ketika sehat untuk menjaganya, perilaku keseharian kita mencerminkan kesehatan kita di masa yang akan datang.
Penyakit Tidak Menular Itu Apa Sih?
Seperti yang kita ketahui, jenis penyakit seperti Jantung, Diabetes, dan Stroke merupakan penyakit yang kerap kita jumpai di sekitar, bahkan sebagian besar Rumah Sakit melayani pengobatan 3 penyakit tersebut dengan presentase cukup tinggi. Tiga penyakit tersebut merupakan contoh Penyakit Tidak Menular (PTM) yang menjadi beban penyakit terbesar di Indonesia, serta memberikan dampak kerugian finansial secara individu maupun negara.
Semakin tingginya angka penderita maupun kematian akibat penyakit tidak menular dan ancaman bonus demografi yang akan dihadapi Indonesia, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI berupaya memberikan sosialisasi Kebijakan dan Strategi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
Upava sosialisasi dengan mengundang para blogger kesehatan dari Komunitas Blogger Crony dan penyuluh kesehatan dari beberapa Rumah Sakit, dalam acara Workshop Blogger Kesehatan dengan tema Cegah dan Kendalikan PTM, di Ballroom Hotel Royal Kuningan, Jakarta.
Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah segala jenis penyakit yang tidak dapat ditularkan kepada orang lain, 80% penyakit ini disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Bersentuhan langsung dengan penderita PTM, tidak akan membuat kita tertular.
FYI, berdasarkan data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, penyakit stroke, jantung iskemik, tuberculosis, diabetes mellitus, gangguan liver, merupakan penyakit penyebab kematian terbesar di Indonesia tahun 2017.
Beberapa fakta dari Penyakit Tidak Menular yang harus kita ketahui dan pahami, simak fakta berikut ini.
- Bukan hanya penyakit degeneratif, biasanya kita kenal penyakitnya akan diperoleh usia tua, namun saat ini telah banyak dijumpai penderita usia muda atau lebih awal, akibat gaya hidup yang tidak sehat.
- Hanya 30% penderita PTM terdeteksi, 30%nya berobat, sisanya terdiagnosa setelah terjadi serangan penyakit
- Terjadi perubahan beban penyakit, tahun 1990 penyakit penyebab kematian terbesar akibat penyakit menular seperti ISPA, TB, Diare, namun sejak tahun 2010 penyebab kematian dan kecacatan terbesar akibat dari penyakit tidak menular seperti stroke, kecelakaan, jantung, kanker dan diabetes.
- Permasalahan saat ini bukan hanya gizi buruk, tapi gizi lebih akibat obesitas baik pada anak-anak, remaja, maupun dewasa.
- Penyakit yang menghabiskan biaya pelayanan kesehatan cukup besar, menjadi beban finansial negara maupun Individu
- Membutuhkan pengobatan dan perawatan jangka panjang, dapat menyebabkan beban pembiayaan kesehatan pemerintah meningkat, produktivitas keluarga menurun, berujung pada beban ekonomi keluarga bertambah berat, bahkan dapat jatuh miskin
- Risiko terjadinya PTM dapat dicegah dari segala kalangan, muda sampai tua, jenis pekerjaan, status sosial, status ekonomi, desa maupun kota melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) atau gaya hidup sehat.
Fakta-fakta tersebut mengartikan bahwa penyakit tidak menular sebenarnya sangat berbahaya, apalagi penyakit ini bisa muncul secara tidak terduga, seperti kasus almarhum bapak saya yang tiba-tiba kena serangan jantung, lalu divonis penyumbatan jantung seumur hidup. Tentunya kita tidak pernah menginginkan sebuah penyakit hadir lalu mewajibkan perawatan rutin sampai seumur hidup.
Untuk itu dibutuhkan pencegahan sejak dini melalui ubah perilaku, mulai terapkan gaya hidup sehat. Kabarnya Indonesia akan memperoleh puncak bonus demografi pada tahun 2035, kalau pencegahan terhadap penyakit tidak menular tidak dilakukan, bonus demografi akan terancam, Indonesia akan dihadapi oleh hilangnya populasi akibat kematian dari penyakit tidak menular. Lalu, bagaimana cara cegah penyakit tidak menular?.
Kampanye CERDIK oleh Kemenkes |
Lakukan Gaya dan Perilaku Hidup Sehat
Berdasarkan data Riskesdas 2013-2018, faktor risiko Penyakit Tidak Menular seperti berat badan berlebih, obesitas sentral, aktivitas fisik kurang, kurangnya konsumsi buah dan sayur, serta tingginya konsumsi Gula Garam Lemak (GGL), semakin meningkat presentasenya.
Penyakit dari genetik itu hanya potensi, yang memicu penyakit muncul lebih besar adalah dari gaya hidup kita - dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes
Untuk menghindari risiko penyakit tidak menular, dibutuhkan suatu perubahan dari diri kita sendiri, yaitu mulai ubah perilaku keseharian menjadi gaya atau pola hidup sehat dengan ikut melakukan kampanye CERDIK dari Kementerian Kesehatan.
Kampanye CERDIK ala Kemenkes RI
- Cek kesehatan berkala
- Enyahkan Rokok
- Rajin aktivitas fisik
- Diet gizi seimbang
- Istrirahat cukup
- Kelola Stres
Rutin Lakukan Cek Kesehatan
Seringkali penderita penyakit tidak menular memiliki pengalaman yang sama yaitu datangnya penyakit yang tiba-tiba, padahal penyakit tidak menular bisa jadi hasil penumpukan yang tidak terlihat tapi jika dilakukan cek kesehatan baru terlihat.
Ini dia, fungsi dari rutin lakukan cek kesehatan untuk mencegah dari awal risiko penyakit tidak menular. Kementerian Kesehatan telah memberikan fasilitas kepada masyarakat berupa program POSBINDU.
POSBINDU merupakan program pengedalian faktor risiko PTM melalui pemberdayaan masyarakat, tujuannya untuk mengetahui atau mendeteksi faktor risiko PTM sejak dini. Upaya yang dilakukan dengan cara intervensi faktor risiko PTM dengan modifikasi perilaku, konseling dan edukasi. Kemudian, melakukan rujukan bagi yang membutuhkan layanan pengobatan lebih lanjut.
Cek daerah kamu, sudah ada POSBINDU belum? |
Cara Diet Gizi Seimbang, Perhatikan "Isi Piringku"
Pakar Nutrionist yang juga pakar pengendali obesitas, penulis, serta dosen, dr. Rita menyampaikan saat ini kurangnya konsumsi buah dan sayur yang semakin meningkat menjadi keprihatinan sendiri, padahal sayur dan buah sebenarnya sudah tersedia di depan mata kita, artinya ada konsep pembelajaran mengenai gizi seimbang yang salah.
Indonesia sendiri memiliki kekayaan rasa kuliner yang sangat melezatkan, namun isinya melebihi maksimal yang dibutuhkan oleh tubuh kita. Tahukah kamu dalam sehari, kita punya batas konsumsi Gula, Garam dan Lemak (GGL)?.
Kurangnya konsumsi buah dan sayur dan berlebihnya konsumsi GGL akan mengganggu metabolisme dalam tubuh kita. Untuk itu selalu perhatikan ISI PIRINGKU setiap menyantap makan berat di siang hari.
Kadar maksimal konsumsi GGL dalam sehari
- Gula 50g
- Garam 5g setara 2000 mg Natrium
- Lemak 72g
Koreksi porsi makan, sesuaikan dengan ISI PIRINGKU untuk mendapatkan gizi seimbang |
Jauhi Rokok Seumur Hidup
Beberapa waktu lalu, twitter diramaikan oleh tagar yang menyudutkan Kementerian Kesehatan karena surat edaran Menteri Kesehatan mengenai pembatasan Iklan Rokok. Keluarnya surat edaran tersebut bukanlah suatu hal yang simpel tanpa beralasan kuat.
Indonesia sendiri sudah sangat mengkhawatirkan, tercatat sebagai peringkat 3 negara teratas yang mengkonsumsi rokok di dunia, 36,3% perokok dimulai dari umur 15 tahun, 23 dari 100 anak Indonesia umur 15-19 tahun adalah perokok, sebagian besar penyakit tidak menular Jantung, Stroke, Kanker Paru-paru akibat dari merokok, bahkan dapat menimbulkan komplikasi diabetes.
Bagaiamana rokok dapat menimbulkan penyakit jantung, stroke sampai komplikasi diabetes?
Tembakau dapat meningkatkan kadar gula darah dan menyebabkan resistensi insulin dalam tubuh. Perokok punya potensi peningkatan diabetes tiga kali lipat. Pembuluh darah akan menyempit oleh zat berbahaya yang tekandung dalam rokok, ketika bertemu dengan kandungan gula dalam darah pada penderita diabetes akan menciptakan timbunan menumpuk di dinding pembuluh darah sehingga mengganggu sirkulasi darah, jika terjadi pada pembuluh arteri jantung makan akan terjadi serangan jantung, jika terjadi pada pembuluh otak akan menyebabkan stroke.
Isu rokok atau tembakau kerap menjadi sebuah dilema, menjadi sebuah perang logikan karena kita semua mengetahui bahaya rokok apalagi banyak iklan yang saat ini menampilkan kengerian akibat merokok, tapi mengapa masih konsumsi dan promosi rokok?.
Bagja Hidayat, seorang jurnalis Tempo berbagi pengalaman 10 tahun bergelut dengan Isu Tembakau. Tidak hanya main logika, berbicara tentang tembakau juga menyangkut ke arah politik dan isu gender.
Lambatnya pengajuan RUU Rokok, penghambatan aturan iklan rokok di media massa yang berlanjut dan lelet, penambahan kata-kata zat addiktif yang tidak masuk ke Undang-Undang sampai di akhir 2009, merupakan konsumsi politik di Indonesia bahkan dunia.
Iklan yang bertolak belakang dengan maknanya, misalnya bentuk iklan di belakang bungkus rokok menggambarkan bahaya rokok tapi ditunjukkan hanya setengah, sedangkan produk rokok ditampilkan dengan gambaran yang apik seperti naik gunung, aktor yang tampan, tujuan iklan produk ini untuk menarik pengguna baru. Pengguna barunya siapa? Anak-anak dibawah umur yang belum mulai merokok.
Itulah sebab mengapa Kementerian Kesehatan merasa urgent mengedarkan surat pembatasan iklan produk rokok di berbagai media. Tugas kita adalah mendukungnya, demi kebaikan bersama membangun kesejahteraan bangsa dan negara.
Cara berhenti merokok bisa dilakukan dengan menerapkan aksi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) dan MPOWER. Lalu optimalkan layanan berhenti merokok dengan cara konseling pribadi maupun kelompok di sekolah dan fasilitas kesehatan, atau hubungi secara gratis layanan berhenti merokok.
Cara berhenti merokok, optimalkan dengan layanan ini
- konseling pribadi maupun kelompok di sekolah dan fasilitas kesehatan
- hubungi secara gratis 0-800-177-6565
Kampanye pengendalian tembakau selain dengan GERMAS, juga dengan MPOWER |
Jangan Malas Bergerak, Lakukan Aktifitas Fisik
Memasuki era kemajuan teknologi yang serba digital menurunkan aktifitas fisik karena terlalu asik main gadget ataupun scrolling sosial media, betul tidak?. Kurangnya aktifitas fisik dapat menyebabkan penumpukan energi dalam tubuh berupa lemak.
Apa sih akibat kurang gerak atau aktifitas fisik?
- Penumpukan energi dalam bentuk lemak
- Penumpukan sel lemak, risiko jantung
- Massa tulang berkurang, risiko pengeroposan tulang
- Datak jantung tidak efisien, risiko jantung lemah
- Hormon stress, gangguang psikolog
Tips latihan fisik, perhatikan dibawah ini
- Frekuensi 3-4 kali dalam seminggu
- Intensitas (DNM, beban dan reputasi)
- Time atau tempo (20-60 menit/kali latihan)
- Tipe atau jenis latihan (joging, renang, sepeda, dll).
Hindari Stress dan Alkohol
Olah pikiran dan emosi itu penting banget untuk menjaga kestabilan hormon stress, jangan sampai karena teralalu banyak pikiran memendam suatu masalah akhirnya lari dengan cara mengkonsumsi alkohol.
Alkohol juga punya dampak buruk bagi kesehatan, mirisnya di Indonesia 4,6% usia 10 tahun telah mengkonsumsi alkohol. Bahaya alkohol juga mampu memicu penyakit tidak menular seperti kerusakan pada liver, jantung, dan otak.
Kenali Gejala dan Tanda-Tanda Stroke, Belajar Langsung di Rumah Sakit Otak Nasional
Hari kedua Workshop Blogger Kesehatan, peserta mengunjungi langsung beberapa rumah sakit dengan fokus perawatan untuk penderita penyakit tidak menular, yaitu Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit Dharmais, Rumah Sakit Persahabatan, dan Rumah Sakit Harapan Kita.
Bersama blogger lain yang dipilih satu kelompok, saya mengunjungi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional yang terletak di Jalan M.T Haryono kav.11, Cawang Jakarta Timur. Dari nama rumah sakitnya, tentu sudah cukup dikenal, Rumah Sakit ini khusus menangani penyakit berfokus pada gangguan atau permasalah otak dan saraf, seperti stroke, infeksi otak, cidera kepala, trauma kepala, dan epilepsi.
Blogger kesehatan diajak untuk melihat langsung 2 pasien penderita stroke dengan kondisi yang berbeda. Melihat langsung pasien yang tiba-tiba terkena stroke, mengingatkan kalau penyakit ini bukan semata-mata langsung terjadi, tapi akibat dari pola hidup terutama makanan yang tidak seimbang.
Pasien pertama, Bapak berusia 60 tahun memiliki riwayat merokok, diabetes dan pola makan tidak sehat. Riwayat tersebut yang menyebabkan munculnya secara tiba-tiba bibir terasa kaku dan berbicara mulai pelo. Beruntungnya bapak ini punya grup whatspaan teman haji yang berisi dokter-dokter, ketika terasa ada yang aneh, bapak itu langsung bertanya, lalu dianjurkan langsung menuju IGD Rumah Sakit PON.
Pasien kedua, Ibu berusia lebih dari 69 tahun sebelumnya sehat dan tidak ada tanda-tanda namun memiliki riwayat hiperkolestrol dan hipertensi. Ketika sedang berlibur di Bandung beliau sulit istirahat, tiba-tiba ketika hendak bangun dari kasur tubuh bagian kiri terasa lemas. Setelah dibawa ke IGD Rumah Sakit Umum, beliau diindikasikan ada penyumbatan di otak, ini terlihat dari CT-Scan.
Inisiatif melakukan perawatan yang baik, beliau dibawa keluarga menuju RS. PON dengan perjalanan 3,5 jam, sisi tubuh bagian kanan mulai ikut melemah. CT-Scan ulang di RS. PON memang baru terlihat penyumbatannya lebih parah dari sebelumnya.
Kedua kondisi pasien yang berbeda menunjukkan bahwa "waktu" itu sangat penting ketika stroke menyerang. Prinsip menangani pasien stroke adalah Time is Brain, selalu ingat sebelum 4 jam segera bawa ke IGD, pada rentang 4 jam ini merupakan Golden Periode, kalau lebih dari 4 jam bahkan terlambat ditangani langsung, proses penyembuhan akan lebih lama.
Stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (iskemik) atau pecah pembuluh darag (hemoragik).
Ketika stroke menyerang, darah yang mengalir membawa asupan oksigen ke otak mengalami penyempitan atau terhambat, oleh karena itu, pada masa Golden Periode, pasien stroke harus segera ditangani untuk menghindari semakin luas area penyempitan.
Tidak perlu panik ketika teman, saudara, atau siapapun di sekeliling kita melihat langsung orang yang terkena stroke, pelajari dan pahami tips mudah mengenali gejala dan tanda-tanda stroke, ingat selalu slogan SeGeRa Ke RS.
Perhatikan perubahan fisik yang terlihat dan dirasakan, segerla lakukan tindakan menuju IGD Rumah Sakit |
Fasilitas Lengkap Rumah Sakit PON dilengkapi dengan Alat Canggih Berkualitas
Berdiri tahun 2013, RS. PON merupakan rumah sakit tipe A yang melayani pasien rujukan BPJS Kesehetan dengan fasilitas kesehatan 1 dan 2, kecuali dalam kondisi darurat pasien langsung dibawa ke IGD.RS.PON memiliki 3 layanan rumah sakit yaitu umum/reguler, BPJS Kesehatan, dan Eksekutif, masing-masing kriteria disesuaikan dengan upgrade fasilitas rawat inapnya. Selain itu, RS PON melayani suntik meningitis untuk keperluan ibadah Haji maupun Umroh.
Alat deteksi di RS. PON juga sangat lengkap, terbilang paling canggih di Indonesia, antara lain CT Scan 256 slices, Electroencephalograph (EEG), EMG dan Trans Cranial Doppler (TCD). Tidak hanya sebagai pusat rujukan, RS PON juga menjadi pusat pendidikan dan penelitian para dokter yang mengambil fokus khusus otak dan persarafan.
Deteksi Stroke Sedini Mungkin dengan Brain Check Up
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional memberikan pelayanan untuk lakukan deteksi dini terhadap gangguan otak dan sistem saraf. Layanan yang diberikan one stop service yang dilakukan seluruhnya dalam satu area Rumah Sakit.Brain Checkup bisa bantu mendeteksi lebih awal adanya tenda stroke, kelainan pembuluh darah otak, serta gejala kelaianan anggota tubuh alin seperti Jantung, hati, ginjal dan pencernaan
Workshop Blogger Kesehatan ditutup dengan pemaparan materi terakhir diberikan oleh Dr. Rulli Nasrullah, M.Si atau biasa dikenal oleh para blogger dengan panggilan Kang Arul). Beliau menyampaikkan materi mengenai Pengoptimalan Mesin Telurus Konten di Media Sosial.
Materi ini diberikan untuk para penyuluh maupun humas rumah sakit, agar sosialisasi maupun informasi pelayanan rumah sakit terpublikasi lebih baik di media sosial. Tips Kang Arul akan membantu informasi melalui postingan di sosial media akan terbaca audiens.
Materi ini diberikan untuk para penyuluh maupun humas rumah sakit, agar sosialisasi maupun informasi pelayanan rumah sakit terpublikasi lebih baik di media sosial. Tips Kang Arul akan membantu informasi melalui postingan di sosial media akan terbaca audiens.
Tips Bikin Akun Sosmed Optimal Ala Kang Arul
- Buat konten yang mempengaruhi audiens
- Mengatur feed sosmed seperti untuk instagram postingan ditengah berupa video
- Maksimalkan hastag atau tanda tagar untuk membantu konten terbaca lebih cepat
- Buat caption seperti judul headline semenarik mungkin
Setelah mengikuti workshop mengenai penyakit tidak menular, seketika otak ini sedang dicuci sampai bersih, istilahnya brain wash. Mulai perlahan terapkan pola hidup sehat. Semoga dengan menggandeng Blogger Kesehatan perwakilan Blogger Crony Community, sosialisasi informasi, pengendalian dan pencegahan Penyakit Tidak Menular dapat lebih baik dan luas lagi tersebar di seluruh Indonesia.
Informasi mengenai Penyakit Tidak Menular bisa didapatkan langsung melalui sosial media Kemenkes RI di bawah ini.
Website
Instagram
Twitter
Salam,