Sebuah perjalanan-
Setelah sekian lama terlalu lama vakum oleh my autism. Ya, sejak setahun belakangan ini disibukkan oleh kuliah (lagi) yang sebenarnya ga sibuk tapi karena tugasnya, dan aktivitas nyuci masak di kos ditambah lagi sering bolak-balik solo-purwokerto-jakarta. Kegiatan ke semua itu menghilangkan keduniaanku atau bisa dibilang my autism, seperti menulis, gambar, traveling.
Setahun berlalu dapet temen baru, nuansa baru yang jauuh terbalik dari kehidupanku sebelumnya di Jakarta. Baru pertama kali ini jadi anak kost walaupun dulu sebenarnya pernah mondok tapi anak kos dan pondokan itu beda total. Lingkungan yang baru juga dimana berbeda terbalik apalagi teman-teman yang baru.
Sejenak pasti banyak yang bertanya, ngapain kuliah ambil S2 di Solo? kenapa ga di UI, UGM, apalah apalah. FYI sejak dulu aku ini tidak mempriotaskan harus masuk di sekolah yang famous dan kualitas terbaik sejagad raya, walau tidak bisa dipungkiri memang sekolah itu terbaik sejagad raya. Buatku prioritas utama adalah keyakinanku, kedua kemampuanku, ketiga kantongku (canda deng). Jadi waktu mencari-cari kampus langkah pertama adalah cari jurusan yang mau aku ambil. Lagi-lagi kali ini aku tidak mau terjerumus oleh keadaan, kali ini aku mau sesuai passion. Lagi-lagi kalian yang susah paham tentang passion pasti akan ngedumel "mau jadi apa loooo?".
Akhirnya memilih ilmu lingkungan, seperti cerita di tulisan sebelumnya kalau sebenarnya aku daftar di IPB dan diterima tapi karena udah mepet bayar di UNS yasudahlah, yang penting keyakinanku pada passionku membuatku nyaman dan bergeloraaah membarah (heh).
Solo itu bernuansa damai, apalagi posisi UNS yang diujung solo jauh dari hiruk pikuk beda dengan UGM yang rasa-rasanya padat. Entah kenapa aku merasa nyaman dan damai pokoknya tidak bisa diungkap dengan kata-kata. Mungkin ini juga pengaruh dari passion yang memang sudah kuyakini untuk dijalani.
Kehidupan kuliah S2 ini tidak seperti yang lain, mungkin banyak yang kira kuliah S2 itu duitnya banyak bisa foyah-foyah. Tapi kalian harus tahu kehidupanku kuliah S2 ini jauh lebih hemat dari S1. Untuk makan sehari-hari kalau masak di kos cuma mengeluarkan paling mahal 30rb/minggu, kalau ga masak yaaa taro lah 70rb/minggu. Jaman sekarang di solo dengan uang 100rb bisa hidup sampai dua minggu untuk makan aja. Damai rasanya.
Karena kedamaian itu, dan jauh dari keluarga membuat aku lebih fokus. Karena semua otak ini ku curahkan pada tugas yang menumpuk. Dan itu terbayar oleh nilai IP yang menakjubkan alhamdulilllah belum ada nilai B sejauh ini.
Entah nanti akan jadi apa, yang terpenting membuat yakin adalah pilihanku ini sesuai passion. Apakah itu membawaku pada suatu jabatan pekerjaan atau tidak, yang terpenting adalah membawaku kepada suatu proses pembelajaran yang lebih baik.
Untuk kalian, kejarlah apa yang menjadi pilihan kalian sesuai apa yang kalian tuju, sesuai passion, sesuai kenyamanan hati kalian, entah itu akan menghasilkan materi lebih atau tidak, toh kebahagiaan bukan hanya sekedar materi. Dan jangan sesekali meremehkan pilihan orang lain yang seringkali tidak masuk akal.
Solo memang tidak banyak wisatanya seperti jogja, inilah yang membuat nyaman. Datanglah ke Solo untuk sekedar menikmati kenyamanannya.