Wakaf produktif Mampu Meningkatkan Kesejahteraan, Seindah Zakat dan Sedekah
By Farhati Mardhiyah - 10:14 AM
Wakaf saat ini ibarat sedang perang, menunggu kekalahan karena terlalu sedikit yang berjuang. Inilah akibat dari informasi Wakaf yang minim, mindset masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim masih menganggap wakaf tidak wajib dan harus dalam bentuk tanah maupun dengan jumlah nominal puluhan juta.
Tidak hanya Zakat dan Sedekah, Wakaf merupakan salah satu amal jariah yang terus mengalir. Wakaf juga berperan untuk membersihkan harta di Dunia, mensejahterakan masyarakat dan meningkatkan laju perekonomian Negara. Sayangnya, wakaf banyak disalurkan hanya untuk wakaf sosial yang tidak memiliki nilai surplus dimana dapat digunakan untuk mengembangkan keuntungan yang berkelanjutan.
Padahal berdasarkan data Badan Wakaf Indonesia, Indonesia memiliki aset wakaf dengan luas tanah 420 ribu hektare dengan potensi mencapai 2.000 tiriliun. Potensi wakaf uang mencapai 188 triliun namun hanya terealisasi 400 Milyar, sementara untuk aset wakaf terdapat 337 bidang belum bersertifikat. Selain itu tidak berbanding lurusnya perolehan wakaf aset dengan wakaf uang menyebabkan beberapa aset tidak produktif dan berkembang. Inilah yang menyebabkan gerakan wakaf harus lebih kencang, untuk menarik lebih banyak wakif untuk mewujudkan wakaf produktif.
Rumah Sakit Terpadu Parung Bogor, salah satu Wakaf Produktif yang dikelola oleh Dompet Dhuafa |
Program Wake Up Wakaf Dompet Dhuafa Untuk Menarik 1 juta Wakif
Untuk menarik lebih banyak wakif (pemberi wakaf), Dompet Dhuafa mencetuskan sebuah program yang ditujukan untuk menyebar luaskan informasi mengenai Wakaf. Boby P. Manullang selaku General Manager Wakaf Dompet Dhuafa menyampaikan bahwa wakaf harus mengikuti pola perkembangan zaman, dimana pada industri 4.0 wakaf harus tersebar luaskan melalui digital baik secara informasi maupun dalam transaksinya.
Maka itu, Dompet Dhuafa melakukan sinergi bersama Blogger untuk hadir dalam acara Wake Up Wakaf Blogger Meet Up Waqf Productive Sharing Session and Visit, berlokasi di Smart Ekselensia, Parung Bogor.
Gerakan Wake Up Wakaf yang bersinergi dengan Blogger ditujukan khusunya pada generasi Millenial untuk memberikan informasi mengenai wakaf, khusunya wakaf produktif yang dapat dilakukan melalui Wakaf tunai dan wakaf online melalui platform digital Dompet Dhuafa. Semakin luasnya informasi wakaf produktif, diharapkan akan menarik lebih banyak wakif setidaknya 1 juta wakif untuk satu campaign.
Pemateri Sharing Session Wakaf Produktif bersama Blogger |
Sudah tahukah kalian mengenai wakaf produktif?
Sebelumnya kita sangat familiar mengenal peruntukan wakaf hanya untuk 3 M yaitu Masjid, Makam dan Madrasah, padahal wakaf bisa lebih luas lagi dan lebih besar kebermanfaatannya seindah zakat dan sedekah. Selain itu, redupnya wakaf juga akibat dari mindset masyarakat Indonesia mengenai wakaf, setidaknya ada 3 penyebab mengapa banyak orang yang menunda wakaf, termasuk saya.
- Wakaf harus orang kaya, ini salah besar. Selama ini yang terlihat hanyalah wakaf peninggalan orang tua seperti sebidang tanah diperuntukkan untuk masjid atau masjid keluarga yang dibangun akhirnya menjadi wakaf. Padahal terdapat 2 jenis wakaf yaitu bergerak seperti uang dan logam mulia dan wakaf tidak bergerak seperti tanah dan bangunan. Mindset dan informasi masyarakat umum hanya terbatas tanah dan bangunan
- Wakaf harus dalam jumlah nominal besar, kembali lagi ini mindset yang salah akibat terbiasanya orang terdahulu yang melakukan wakaf dengan jumlah nominal besar. Padahal saat ini hanya dengan 10.000 rupiah kita bisa ikut berwakaf melalui Dompet Dhuafa
- Tidak wajib akhirnya menunda, karena mindset nominal besar untuk berwakaf akhirnya banyak yang menunda ibadah wakaf karena memilih menunaikan yang wajib terlebih dahulu seperti zakat, infak dan sedekah, padahal wakaf lebih fleksibel dari 3 jenis filantropi tersebut.
Kita selalu tergiang oleh satu Hadist mengenai 3 perkara amal yang tidak akan terputus, yaitu Hadist yang diriwayatkan oleh H.R. Muslim,
"Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali dari 3 perkara yaitu 1. sedekah jariyah, 2. ilmu bermanfaat, 3. do'a anak sholeh"
Para ulama sepakat, bahwa wakaf termasuk dalam sedekah jariyah. Siapa yang tidak menginginkan amalan tidak terputus? padahal kita sudah berada di alam yang berbeda.
Namun, wakaf juga harus memiliki nilai kebermanfaatan yang berkelanjutan, tidak hanya untuk nilai sosial namun juga kesejahteraan perekonomian, pendidikan, kesehatan maupun secara batin umat muslim. Itulah, 5 pilar program wakaf dari Dompet Dhuafa untuk mewujudkan wakaf produktif.
Wakaf produktif sebenarnya seperti investasi, namun tujuannya adalah untuk akhirat. Dimana pengelolaan donasi yang diberikan akan dikembangkan sehingga mampu menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan. Inilah mengapa, wakaf uang lebih fleksibel karena dapat mewujudkan berbagai program untuk kemashlahatan umat.
5 Program Wakaf Dompet Dhuafa Untuk Kesejahteraan
Dompet Dhuafa sebagai organisasi filantropi terkemuka di Indonesia sejak 1993, mengelola program dengan mengangkat martabat dan pengabdian manusia dengan memanfaatkan dana zakat, infaq, sedekah dan wakaf (ZISWAF) serta dana sosial lainnya dari individu, kelompok dan perusahaan.
Sejak tahun 2004, Dompet Dhuafa telah meraih sertifikat sebagai Nazhir dimana saat ini telah memiliki beberapa aset wajaf produktif seperti Rumah Sakit, Sekolah, Perkebunan dan Masjid. Seluruh aset wakaf ini dikelola secara produktif, keuntungannya digunakan kembali untuk penerima manfaat pada program pendidikan, kesehatan ekonomi, dan sosial umum.
Program Dompet Dhuafa yang dikelola melalui dana wakaf tidak cuma satu bidang, namun mencakup dalam 5 pilar program yaitu Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, Sosial, dan Dakwah. Untuk lebih jelasnya, silahkan simak dibawah ini ya.
Kesehatan
Saat ini Dompet Dhuafa memiliki program membangun 2 Rumah Sakit tipe C di Pasuruan dan Jawa Timur. Untuk membangun rumah sakit setidaknya butuh dana 30 Milyar, dengan menggerakkan satu juta Wakif, rumah sakit ini akan terwujud dalam 3 bulan mendatang.
Rumah Sakit Terpadu untuk Dhuafa |
Rumah Sakit yang dikembangkan dari aset wakaf salah satunya yang sudah berjalan adalah Rumah Sakit Terpadu Parung Bogor, dimana telah melayani lebih dari 15.000 pasien kaum dhuafa. Skema wakaf produktif rumah sakit dari Dompet Dhuafa, tidak hanya dalam bentuk wakaf uang namun bisa dengan wakaf berupa beda. Selain itu, surplus dalam pengelolaan wakaf rumah sakit ini dikembalikan kepada penerima manfaat.
Pendidikan
Salah satu aset wakaf yang dikembangkan untuk pendidikan adalah Bumi Pengembangan Insani dimana terdapat program seperti Sekolah Smart Ekselensia Indonesia yang telah meluluskan 245 siswa, bahkan sudah ada yang berhasil mendapatkan profesi Dokter, lalu ada Beastudi ETOS untuk penerima manfaat sebanyak 5480 mahasiswa dari berbagai daerah, pusat pembelajaran yang berhasil menciptakan 1054 guru, dan Sekolah Guru Indonesia yang sudah memberikan pelatihan kepada 18.057 guru dan 337 pendampingan siswa.
Saya berkesempatan berkeliling melihat sekolah Smart Ekselensia yang diperuntukkan untuk siswa laki-laki SMP-SMA dengan status dhufa tercatat dan lulus dari test yang berlaku. Seluruh siswa berasal dari berbagai daerah di Indonesia,kegiatan belajar sama seperti sekolah pada umumnya.
Siswa Smart Ekselensia, Parung Bogor |
Suasana Kelas di Sekolah Smart Ekselensia |
Fasilitas Perpustakaan di Smart Ekselensia |
Kamar Asrama Smart Ekselensia |
Salah satu program campaign yang sedang berjalan adalah membangun Pesantren Hafidz Village di atas lahan wakaf seluas 2 hektar di Desa Benda Kecamatan Cicurug Lido, Sukabumi. Saya sangat tertarik untuk ikut wakaf di campaign ini, siapa yang tidak menginginkan pahala dari santri yang menghafal Alqur'an?, rugi rasanya kalau tidak tergiur.
Ekonomi
Salah satu pilar ini adalah Pemberdayaan Dhuafa berbasis Minimarket seperti Daya Mart yang juga terdapat pada Zona Madina di Parung Bogor. Daya mart didirikan dengan kepemilikan mayoritas mustahik, Selain itu ada ruko zona madinah dimana, 6 unit ruko disewakan pertahun hasil surplusnya berhasil mencapai 400.000.000-, pada tahun 2015.
Program pemberdayaan lainnya seperti Indonesia Berdaya Dompet Dhuafa, yaitu mengelola lahan seluar 8,5 Hektar yang ditanami aneka tanaman buah, hasilnya kembali lagi untuk penerima mafaat. Pemberdayaan ini akhirnya memikat para Blogger untuk langsung beraksi membuat campaign Gerakan Sepuluh Ribu (Gaspoler).
Saat ini Dompet Dhuafa memiliki campaign wakaf produktif diperuntukkan Pabrik Ekstrak Buah Indonesia Berdaya yang mengelola buah naga, nanas, pepaya, jambu kristal dan alpukat menjadi selai, sirup dan lainnya. Pabrik ini akan menyerap tenaga kerja dari kalangan dhuafa, dimana menjadi sumber ekonomi produktif.
Salah satu pemberdayaan ekonomi, es kopi susu |
Sosial dan Dakwah
Pilar ini seperti yang kita kenal sebelumnya yaitu wakaf berupa bangunan Masjid. Salah satu aset wakaf yang dikelola oleh Dompet Dhuafa di kawasan Zona Madina, Parung Bogor, Masjid Al Madinah seluas 2.839 M2 dapat menampung lebih dari 1500 jamaah, dilengkapi dengan ruangan pertemuan untk berbagai kegiatan. Masjid ini dibangun untuk pusat aktivitas sosial dakwah islam.
Salah satu campaign terbaru pada program sosial dakwah Dompet Dhuafa adalah pembanunan Masjid Al-Majid Bukit Kemuning, dimana masjid ini digunakan untuk keperluan ibadah dan dakwah, masjid ini juga berfungsi untuk rest area.
Dari seluruh program yang sudah dijelaskan, mana yang paling menarik bagi kamu untuk ikut melakukan wakaf juga?. Nah, untuk ikut berwakaf melalui Dompet Dhuafa, caranya sangat mudah. Kunjungi platform digital dari Tabung Wakaf, lalu pilih wakaf produktif mana yang sesuai dengan keinginan kamu, nominal wakaf tidak harus dalan jumlah besar, dengan Rp 10.000-, saja sudah bisa ikut campaign, silahkan mencoba ya!. Kalau saya sudah ikut wakaf Gaspoler dari Blogger Wakaf, dan Rumah Sakit Hasyim Asyari di Jember.
Salam,