Perubahan Infrastruktur Transportasi Indonesia, Bikin Tambah Nyaman Berpergian
By Farhati Mardhiyah - 8:45 AM
Transportasi di Indonesia dalam lima tahun terakhir ini memang sangat jauh berbeda dengan dekade yang lalu. Sebut saja paling kontras yang kita rasakan saat ini, KRL Jabodetabek, transportasi publik favorit di Jakarta yang semakin nyaman, aman dan bersih, aku pribadi baru dua tahun ini betah beralih menggunakan transportasi umum.
Mengingat 19 tahun lalu, transportasi darat sudah sangat akrab dengan kehidupanku, tepatnya sejak tahun 2000 sudah jauh dari orang tua karena disekolahkan di salah satu Pondok Pesantren Daerah Kota Jogja. Sejak itu, aku akrab menggunakan moda transportasi darat Kereta Api dan Bus Antar Provinsi maupun Kota.
Kalau dibandingkan dalam lima tahun terakhir ini, ya sangat jauh berbeda rasa kenyamanan, keamanan dan keselamatannya. Sedari SD bahkan sampai awal kuliah tahun 2010, aku selalu merasa takut naik Bus dari Terminal, selain banyak preman dan calo, tempatnya terkesan kumuh, berbahaya kalau datang sendirian.
Begitu juga ketika berkendara menggunakan kereta api, keluargaku yang terpisah antara Jakarta - Purwokerto - Yogyakarta dan Kediri kala itu terhubung oleh transportasi darat ini. Selain murah, akses Stasiun lebih mudah dijangkau dari rumah.
Ingat betul, dulu untuk menggunakan kereta api harus berebut kursinya untuk kelas Ekonomi, kalau tidak mendapatkan kursi ya tetap bisa masuk tapi tanpa tempat duduk. Bukan hanya KRL Jabodetabek saja yang overload sampai ada penumpang di atap kereta, untuk Kereta Api jarak jauh-pun juga overload, penumpang dipaksa memenuhi isi gerbong. Penuh sesak, panas, bising, belum lagi kalau ada pengamen dan penjual makanan yang masuk dalam gerbong, pernah merasakan juga?.
Untungnya, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan sangat sigap untuk membawa perubahan besar transportasi Indonesia, khususnya transportasi darat yang menjadi penghubung, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Daerah Terluar, Terdepan, Tertinggal dan perbatasan, atau kita kenal dengan 3TP.
Berdasarkan pengalaman pribadi dalam menggunakan transportasi umum, terdapat 4 perbedaan yang dirasakan dalam 5 tahun terakhir dibandingkan 10-15 tahun lalu, tentunya perbedaan ini membawa Transportasi Indonesia lebih Unggul dan Maju, kalian juga pasti merasakan.
Lebih Mudah Pesan Tiket
Perkembangan teknologi juga membawa perubahan gaya hidup masyarakat yang serba digital saat ini, untungnya Pemerintah tidak jauh tertinggal. Saat ini bukan hanya pesan tiket Pesawat yang dengan mudah didapatkan melalui online, Tiket Kereta Api bahkan Tiket Bus saat ini juga lebih mudah di pesan melalui online.
Calon penumpang lebih mudah memilih tempat duduk dan gerbong sendiri dengan jadwal keberangkatan sesuai yang diinginkan. Tidak ada lagi tuh, calo tiket yang menjual tiket dengan harga sangat melambung, atau antrian loket tiket menjalar akhirnya tidak dapat tempat duduk. Sistem tiket yang terintegrasi juga membuat penumpang lebih nyaman karena sudah dipastikan dapat tempat duduk masing-masing, isi gerbong tidak overload, keselamatan pasti terjamin.
Sempat mencoba menggunakan Bus dari Solo pulang ke Purwokerto, ternyata TerminaL Tirtonadi yang merupakan terminal besar keberangkatan Bus Antar Kota ini sudah memiliki sistem e-ticketing, bahkan seluruh jadwal keberangkatan Bus sudah terpampang di layar LCD dalam terminal, keren kan?.
Fasilitas Lebih Nyaman
Paling mudah dan sangat terlihat perbedaan yang besar adalah fasilitas yang dimiliki transportasi umum, seperti Stasiun maupun Terminal dan juga fasilitas kendaraannya. Misalnya, setiap Stasiun Kereta Api saat ini sudah banyak melakukan perubahan, lebih nyaman dan rapih. Kalau dulu stasiun kereta api dipenuhi calo, kamar mandi kotor, terlalu padat karena banyaknya pengantar penumpang dan penjual makanan, saat ini lebih nyaman dengan ruang tunggu, colokan listrik, kamar mandi dan musholla yang bersih, bahkan terdapat warung makan dan co-working space di beberapa stasiun.
Begitu juga Terminal Bus seperti Tirtonadi yang saat ini menjadi Terminal terbaik di Indonesia, Bus terparkir rapih, tidak lagi ditemukan banyak preman di dalam terminal, jadwal keberangkatan Bus pasti, juga ruang tunggu yang jauh lebih nyaman.
Fasilitas gerbong kereta api juga sangat nyaman saat ini, walaupun kereta ekonomi tetap sejuk karena pendingin ruang selama perjalanan, kamar mandi yang bersih, tempat duduk yang nyaman, juga tidak ada lagi pengamen ataupun penjual makanan yang lalu lalang, eits tidak perlu tersandung lagi kalau berjalan ke toilet karena saat ini tidak boleh lagi loh tidur di dalam di lantai bordes.
Waktu Tempuh Lebih Singkat
Seringnya menggunakan Kereta Api untuk perjalanan Jakarta - Purwokerto - Jogja - sampai Solo, perubahan waktu tempuh lebih singkat memang sangat dirasakan, apalagi kereta api yang sering digunakan jenis Ekonomi selalu mengalah kalau bisnis maupun eksekutif harus lewat. Selain jalur ganda, adanya pengaturan lalu lintas kereta api di jalur Kutoarjo - Yogyakarta membuat waktu tempuh lebih singkat.
Bukan hanya kereta api, begitu juga dengan perjalanan darat menggunakan Bus saat ini juga lebih singkat karena adanya tol trans jawa yang baru saja dibangun, kemarin pas mudik aku sempat merasakan Pemalang - Surabaya hanya 8 Jam, sebelumnya perlu waktu setengah hari.
Tidak hanya fokus pada Infrastruktur Pembangunan Jalan Tol, Kementerian Perhubungan juga fokus pada terhubungnya antar moda transportasi. Kenal kan kereta bandara?, itu salah satu upaya Pemerintah meningkatkan pengguna transportasi umum, mengurangi kemacetan sekaligus mempersingkat waktu tempuh.
Kabarnya double trek Kutoarjo - Yogyakarta akan rampung pembangunannya tahun ini, dan bakal ada kereta cepat Jakarta - Surabaya dengan pemberhentian Manggarai, Cirebon, Semarang, Surabaya, wah jangan ditanya jarak yang membentang ratusan kilometer tidak akan terasa jauh, kita tunggu saja kecanggihan transportasi Indonesia terbaru ini.
Terhubung Antar Moda Transportasi
Selain waktu tempuh lebih singkat, pengguna transportasi juga lebih mudah terhubung dengan moda transportasi lain. Seperti Terminal Tirtonadi yang memiliki jembatan Skybridge menghubungkan Terminal dengan Stasiun, bagi kota terdekat Solo dan sekitarnya dapat menikmati fasilitas penghubung jembatan penyebrangan ini untuk menggunakan kereta api.
Kereta Bandara seperti di Stasiun Manggarai dan Sudirman yang menghubungkan antar transportasi KRL, MRT, ini sangat mempermudah masyarakat bebas dari kemacetan menuju Bandara. Selain itu, juga ada Stasiun Maguwo Yogyakarta yang mempermudah jangkauan Bandara Adi Sucipto, gak hanya itu untuk wilayah Jawa Tengah bisa menjangkau Bandara Udara Internasional terbaru di Yogyakarta menggunakan kereta bandara juga.
Kalau pengalaman pribadiku, 5 tahun lalu ketika traveling ke Bali agar lebih murah, aku menggunakan transportasi darat, naik kereta sampai Banyuwangi dari Surabaya lalu lanjut menggunakan Kapal menuju Pulau Bali. Contoh terhubung antar pulau menggunakan transportasi laut ini juga sedang diupayakan Kementerian Perhubungan dalam 5 tahun terakhir ini, sudahkah tercapai?.
Capaian 5 Tahun Kementerian Perhubungan Untuk Transportasi Unggul dan Maju
Indonesia itu bukan hanya Pulau Jawa, tapi terdiri dari jejeran Pulau yang seharusnya terhubung agar menguatkan perekonomian Bangsa, masyarakatnya-pun akan lebih maju jika tidak lagi terisolir karena terbatasnya infrastruktur termasuk pada transportasinya.
Untuk membuka terisolasinya daerah Terluar, Terdepan, Tertinggal dan Perbatasan (3TP), Kementerian Perhubungan melakukan pembangunan infrastruktur dengan berbagai program untuk meningkatkan perekonomian, salah satunya melalui pemanfaatan sektor Pariwisata, tidak hanya itu program Kemenhub ini juga merupakan salah satu upaya meningkatkan konektivitas logistik untuk pemerataan ekonomi di daerah 3TP.
Upaya pembangunan infrastruktur transportasi yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, yaitu
- Penyediaan prasarana 18 rute tol laut
- 891 trayek angkutan perintis (angkutatan jalan, SDP, KA, laut dan udara
- Pembangunan serta pengembangan 131 Bandara di daerah rawan bencana, perbatasan, dan terisolir
Lalu, dalam 5 tahun ini Kementerian Perhubungan berhasil merealisasikan target capaian yang saat ini kita sudah rasakan kenyamanan, keamanan dan keselamatannya dalam menggunakan transportasi. Bahkan, program capaian 5 tahun ini turut mendukung pembangunan sektor pariwisata di Destinasi Bali baru yaitu Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika. dan enam destinasi Bali baru lainnya.
Pemerintah saat ini memang sedang bersemangat meningkatkan kawasan Pariwisata, karena memang sektor Pariwisata penyumbang devisa terbesar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sejak 2014 terus meningkat hingga 15,81 juta pada tahun 2018. Tidak heran kalau Pemerintah mendorong sektor Pariwisata melalui pembangunan infrastruktur, Kemenhub turut membangun infrastruktur penunjang pariwisata di tahun 2019 senilai 77,3 triliun guna membangun Jaringan rel kereta Sumatera dan perhubungan darat.
Renovasi atau pembangunan Dermaga baru, renovasi bandara, pembangunan infrastruktur tol darat, laut maupun udara saat ini terus dilakukan, beberapa diantaranya memang sudah rampung. Contohnya saja, di Sumatera sudah terdapat transportasi canggih LRT, kereta bandara Kuala Namu, Bandara Internasional Komodo yang diperluas, dibukanya rute penerbangan domestik yang semakin banyak, merupakan hasil capaian pembangunan infrastruktur transportasi oleh Kemenhub juga.
Kalau di Jakarta, jangan ditanya lagi ya, karena sudah lengkap ada KRL, transjakarta, MRT, dan LRT yang masih terus berjalan pembangunannya, aku pribadi sangat memanfaatkan terhubungnya ke-empat transportasi tersebut untuk menjalani aktivitas keseharianku. Kita tunggu gebrakan baru dari Kemenhub terbaru di seluruh Indonesia ya!. Untuk informasi terbaru terkait dengan transportasi, silahkan follow akun Instgram dan selalu cek media sosial dari Kementerian Perhubungan @kemenhub151.
Salam,
Sumber :